telusur.co.id - Delegasi Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menghadiri Sidang Parlemen Asia atau Asian Parliamentary Assembly (APA) yang ke-13 di Antalya, Turkiye, pada 8-10 Januari 2022. Sidang APA kali ini mengusung tema penguatan multilateralisme dalam menghadapi perubahan dinamika global.
Delegasi DPR, yang dipimpin Ketua BKSAP Fadli Zon, menyerukan perlunya penguatan kerjasama parlemen tingkat regional untuk menghadapi berbagai tantangan kawasan mulai dari ketimpangan ekonomi, krisis kemanusiaan, hingga konflik.
Dalam pidatonya pada sesi General Debate, Anggota Komisi I DPR RI tersebut menyatakan bahwa Asia sedang berada di jalur yang tepat untuk menjadi kekuatan utama dunia. Hal itu ditopang oleh pertumbuhan ekonomi yang kontinyu, bonus demografi, perkembangan teknologi, serta berbagai modalitas sosial dan budaya.
Namun demikian, Politisi Partai Gerindra tersebut juga mengingatkan bahwa masih terdapat berbagai persoalan kawasan yang belum teratasi.
"Secara ekonomi negara-negara Asia sangat diverse dari yang paling maju hingga yang masih tertinggal. Asia juga merupakan salahsatu kawasan dengan tingkat konflik tertinggi di dunia sehingga akan sangat mempengaruhi dinamika global," ungkapnya.
Beberapa persoalan seperti krisis kemanusiaan di Palestina akibat agresi militer Israel, pelanggaran HAM terhadap etnis Rohingya di Myanmar, diskriminasi dan kekerasan terhadap etnis Uyghur di Provinsi Xinjiang, serta instabilitas sosial-ekonomi di beberapa negara Asia lainnya seperti Afghanistan, Suriah, dan Yaman masih belum terselesaikan.
Lebih lanjut, Fadli Zon juga menyebutkan beberapa tantangan bagi kerjasama multilateral yakni adanya sikap standar ganda, sanksi unilateral, ketegangan geo-politik, unilateralisme, dan rivalitas antar kekuatan global yang turut menciptakan distrust dan kecurigaan antara satu negara dengan negara lainnya. Oleh karena itu, Indonesia mengajak seluruh anggota APA untuk keluar dari stigma tersebut dan fokus memperkuat kerjasama multilateral.
"Melalui semangat multilateralisme, kita mesti memanfaatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan regional untuk membangun kawasan yang lebih maju dan stabil. Parlamen negara-negara Asia melalui APA harus menjadi agen perubahan dan tidak hanya menjalankan rutinitas seperti biasa," katanya.
Pada bagian akhir pidatonya, Wakil Ketua DPR RI periode 2014-2019 tersebut mengajak seluruh parlemen anggota APA untuk meningkatkan peran dialog dan diplomasi parlemen dalam menyelesaikan berbagai persoalan konflik di kawasan dan menciptakan perdamaian. "kita memiliki tanggung jawab moral dan institusional untuk mendorong kerja sama antar negara yang lebih erat, lebih kuat, dan lebih adil," pungkasnya.
Sebagai bagian dari rangkaian Sidang APA ke-13, Politisi asal Bogor tersebut juga menghadiri Sidang Dewan Eksekutif yang dihadiri terbatas oleh pimpinan delegasi. Pada kesempatan itu, Fadli mendukung penuh bergabungnya Jaringan Parlemen Negara-Negara Non-Blok/ Non-Alignment Movement Parliamentary Networks (NAM-PN) sebagai Observer di APA Assembly.
Indonesia merupakan salahsatu inisiator terbentuknya gerakan negara-negara Non-Blok bersama Yugoslavia (sekarang pecah ke dalam beberapa negara) India, dan Mesir. Pada level parlemen, DPR RI juga turut aktif dalam kegiatan parlemen negara-negara non-Blok yang saat ini dipimpin oleh Ketua Parlemen Azerbaijan.
Sebagai dukungan penuh terhadap Palestina, Delegasi DPR RI juga menyetujui bergabungnya the League of Parliamentarians for Al Quds, sebuah organisasi yang menghimpun para anggota parlemen dari seluruh dunia yang mendukung Palestina, untuk mendapatkan status Observer dari APA. Selain itu, Delegasi DPR RI juga menyetujui inisiatif pembentukkan Komite Khusus Palestina di dalam keorganisasian APA.
Sebagai informasi, Sidang APA yang diselenggarakan oleh Dewan Nasional Turkiye dan Sekretariat APA ini mencakup beberapa pertemuan pada level Standing Committee (SC) yaitu SC Political Affairs, Economic and Sustainable Development, Social and Cultural Affairs, dan Budgeting and Planning yang masing-masing dihadiri oleh Wakil Ketua BKSAP yaitu Mardani Ali Sera (F-PKS), Putu Supadma Rudana (F-Demokrat), dan Achmad Hafisz Tohir (F-PAN) serta dua orang anggota BKSAP yakni Himmatul Aliyah (F-Gerindra) dan Darul Siska (F-Golkar).
Sidang APA dibuka secara resmi oleh Presiden Dewan Nasional Turkiye yaitu Mustafa Sentop dan dihadiri oleh delegasi dari 26 negara Asia dan beberapa organisasi internasional. Rencananya, Sidang APA ke-13 ini akan ditutup dengan penandatanganan Deklarasi Antalya sebagai sikap bersama para anggota parlemen Asia. [ham]