Gencatan Sejata Berakhir, Pertempuran Kian Sengit di Sudan - Telusur

Gencatan Sejata Berakhir, Pertempuran Kian Sengit di Sudan

Kondisi Sudan karena perang. (Foto: Japan Times).

telusur.co.id - Tentara Sudan pada hari Minggu malam (11/6/23) mengklaim pihaknya “maju dengan mantap menuju kemenangan,” sementara pihak lawannya, Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF), mengaku telah “menghadapi serangan tentara dan menimbulkan kerugian materi padanya.”

Eskalasi saat ini terjadi setelah berakhirnya gencatan senjata 24 jam yang dimulai pada Sabtu malam. Gencatan senjata singkat ini itu dicapai dengan mediasi Saudi-Amerika Serikat (AS) untuk meringankan penderitaan penduduk, dan merupakan bagian dari rangkaian gencatan senjata antara kedua pihak sejak awal pertempuran pada pertengahan April lalu.

Melansir Rai Al Youm, Senin (12/6/23), Tentara Sudan dalam sebuah pernyataan menegaskan, “Para pemberani dari angkatan bersenjata terus maju menuju konsolidasi kemenangan dan memperluas keamanan dan stabilitas yang telah diumumkan.”

Di pihak lain, RSF melaporkan,  “Pasukan tentara mencoba menyerang RSF di sejumlah front di Khartoum, dan RSF menanggapi dengan menghancurkan sarang penyerang dan sejumlah besar perlengkapan berupa lebih dari 70 mobil dan kendaraan lapis baja, serta menangkap ratusan pasukan tentara di timur Khartoum.”

RSF menambahkan , “Milisi  kudeta Al-Burhan (Presiden Dewan Kedaulatan Sudan) dan pendukung mereka dari rezim yang telah binasa serta para ekstremis menyerang pasukan kami di selatan Khartoum, namun pasukan penyerang telah dihancurkan sepenuhnya serta  lima tank telah terima (oleh RSF), dan dua tank lain terbakar.”

Sebelumnya, pada hari Jumat (9/6/23), tentara Sudan dan RSF menyetujui gencatan senjata 24 jam. Konfrontasi antara tentara, yang dipimpin oleh Abdel Fattah al-Burhan, dan RSF, yang dipimpin oleh Muhammad Hamdan Dagalo (Hemedti), menyebabkan ratusan orang tewas dan ribuan lainnya terluka di kalangan warga sipil, selain gelombang baru pengungsian dan suaka di salah satu negara termiskin di dunia ini.

AS dan Arab Saudi dalam pernyataan bersama pada hari Minggu mengutuk keras dimulainya kembali kekerasan di Sudan.

Pernyataan itu menyebutkan bahwa tentara Sudan dan RSF mampu mengendalikan pasukan mereka selama periode gencatan senjata, tetapi AS dan Saudi menyatakan prihatin atas pecahnya kembali kekerasan segera setelah gencatan senjata berakhir. [Tp]


Tinggalkan Komentar