telusur.co.id - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani mendukung kebijakan Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono yang menghentikan proyek Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter. Zita menyebut, tujuan Heru itu merupakan suatu langkah baik agar tak terjadi pemborosan anggaran yang dikeluarkan oleh Pemprov DKI.
Sebagai informasi, Proyek ITF Sunter menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2023.
"Karena kalau melihat postur anggaran ITF, jauh lebih besar dari RDF, padahal hasilnya sama saja, bahkan mungkin lebih baik RDF," ujar Zita di Jakarta, Rabu (16/8/23).
Putri dari Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan itu mengatakan, jika dilihat dari manfaatnya, RDF plant itu dapat menghasilkan produk yang bisa dibeli oleh pabrik semen dan PLN. Yang hasilnya bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan untuk pembangkit tenaga listrik.
"Sehingga ke depannya bisa dibiayai sendiri, tidak membebani pemerintah," ujar Zita.
Lebih lanjut, politikus PAN itu mengungkapkan, dari segi waktu pembangunan RDF yang ada di Bekasi, mampu di bangun 1,5 tahun saja.
"Sedangkan ITF, di Sunter, dari tahun 2016 sampai saat ini belum rampung juga," kata Zita.
Zita menilai, dari efisiensi anggaran dan waktu, RDF lebih ideal jika dilihat dari hasil manfaatnya.
"Namun, dalam peralihan dari ITF ke RDF, saya berharap, Pemprov bisa memikirkan tata letaknya, jangan di tempat padat penduduk, karena sangat tidak tepat jika pengolahan sampahnya dekat dengan pemukiman," ujar Zita.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengaku penghentian proyek ITF Sunter itu sudah dipertimbangkan dengan matang Sebelumnya. Sebab, proyek tersebut dinilai sangat membebankan keuangan DKI Jakarta.
"Saya tidak anti dengan ITF, silakan B to B, dengan catatan tidak ada tipping fee. Pemda DKI enggak punya uang buat tipping fee. Kalau dihitung-hitung, masa satu tahun Pemda DKI ngeluarin Rp3 triliun, kalau saya ngitung," kata Heru di Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, dikutip Kamis (10/8/23).
Selain itu, Heru mengaku telah melaporkan penghentian proyek ITF Sunter itu kepada pemerintah pusat.
"Saya udah lapor ke Menko. Saya sudah komunikasi, ada surat beberapa, yang minta untuk kaji," ujar Heru
Lebih lanjut Heru mengatakan, Pemprov DKI saat ini tengah fokus kepada proyek pengolahan sampah jadi bahan bakar batu bara Refuse Derived Fuel (RDF) Bantargebang.
Ia pun menjelaskan perbedaan antara proyek ITF Sunter dengan RDF Bantargebang.
"Sekarang gini, ITF itu kita bayar tipping fee. RDF kita kelola sampah bisa menghasilkan (uang), mendapatkan (uang)," ungkap Heru
"Bukan mencari yang bisa mendatangkan keuntungan tapi kan RDF sekarang udah jalan. Mendapatkan pemasukan yang tidak mengeluarkan biaya. Di sisi lain ITF saya bangun keluar duit tapi dapat duit ya gimana good governance-nya? Keuangannya?," tambahnya. [Fhr]