telusur.co.id - Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta Setiyadi Gunawan mengatakan, kebakaran yang sering terjadi di Ibu Kota kebanyakan dipicu oleh korsleting listrik. Menurutnya, yang paling dominan menyebabkan kebakaran antara lain kelalaian masyarakat, korsleting listrik, dan sebagainya. 

“Ada beberapa masalah yang memicu terjadinya korsleting hingga menyebabkan kebakaran. Salah satunya penggunaan barang elektronik dengan arus listrik yang tidak sesuai. Kan banyak juga elektronik yang Rp10.000 tiga di pasar malam,” kata Setiyadi di Jakarta, Senin (19/2/24).

Lebih lanjut ia menyampaikan, penggunaan alat kelengkapan listrik yang tidak standar pun salah satu penyebab yang memiliki risiko tinggi. 

“Karena kita nggak tahu kualitasnya seperti apa. Bisa saja barang itu diservis lalu dipasang. Karena kualitasnya di bawah standar, bisa memicu korsleting," kata Setiyadi.

"Apalagi di daerah padat hunian semi permanen. Belum lagi budaya kelalaian, misalnya lupa mencabut dari stop kontak, bisa memicu kebakaran,” lanjutnya.

Setiyadi mengaku, pihaknya telah membentuk satuan tugas (Satgas) di 267 kelurahan. Tujuannya untuk meminimalisasi terjadinya kebakaran di tahun 2024. 

"Keberadaan Satgas berperan menyosialisasikan dan memberi pelatihan kepada masyarakat mengenai sarana dan prasarana alat kebakaran," terang dia.

Salah Satunya adalah menggelar pelatihan penggunaan alat pemadam kebakaran ringan (APAR). 

“Jadi, selama ini masyarakat tahunya menunggu api dipadamkan saat kebakaran saja. Tak ada upaya preventifnya. Nah, ini (membentuk Satgas) adalah upaya bagaimana kami untuk melakukan sosalisasi pencegahan,” kata Setiyadi.

Ia pun memastikan keberadaan Satgas di setiap kelurahan sangat efektif. Informasi peristiwa kebakaran bisa sangat cepat. 

“Eksistensi pemadaman kebakaran oleh masyarakat sekarang juga sudah mulai terlihat,” tandasnya. [Fhr]