telusur.co.id - Alumni Gema KOSGORO mempertanyakan keberadaan organisasi Persaudaraan Aktivis dan Warga (Pandawa) Nusantara. Pandawa Nusantara sendiri dideklarasikan pada Sabtu (28/8/21), dan dideklarasikan oleh Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Maman Abdurrahman.
Salah satu Alumni Gerakan Mahasiswa (Gema) KOSGORO Ajat S Hardjakusumah mempertanyakan misi dari Pandawa Nusantara dan orientasinya.
"Kalau menurut saya tidak mungkin ujug ujug langsung kumpul dan deklarasi, pastilah sudah ada misi yang dirumuskan sebelumnya, lalu orientasi deklarasi tersebut bertujuan untuk apa? Kalau yang saya lihat dari berita di media, nampaknya misi yang tertulis masih normatif dan orientasinya masih umum,” ujar Ajat dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (4/9/21).
Ajat juga mempertanyakan, apakah keberadaan organisasi yang diinisiasi oleh mantan-mantan Presma dan aktivis Intra kampus angkatan 2000-an ini murni sebagai moral force atau ada agenda lain yang dibawa menjelang konstelasi politik nasional, jelang 2024 mendatang.
Jika agenda pertama yang diusung, dirinya mengapresiasi dan berharap Pandawa Nusantara bisa berkontribusi ditengah kondisi pandemi Covid-19 dengan situasi carut marutnya demokrasi serta kondisi keterpurukan ekonomi tanah air. Namun ada kemungkinan lain ada agenda lain konstelasi politik nasional dan bukan hanya sekadar berwacana.
“Namun kalau ada agenda terselubung jelang 2024 yang masih jauh, ya disayangkan. Kalau aktivis dan warga sudah dibawa-bawa masuk ke konstelasi yang masih abu-abu dan belum jelas, masih 3,5 tahunan lagi,” katanya.
Lebih jauh Ajat mengaku ragu jika berdirinya organisasi tersebut murni sebagai moral force. Apalagi organisasi tersebut merupakan politisi dari Partai Golkar sekaligus merupakan anggota DPR RI.
“Bisa disinyalemen kuat bahwa ada agenda lain yang dibawa organisasi ini (Pandawa Nusantara), utamanya jelang konstelasi politik 2024. Harus diingat bahwa sekarang mereka bukanlah mahasiswa lagi, dan sangat mungkin ada agenda politik yang dibawa masing-masing anggota, dan mungkin ketua sebagai politisi serta sekretarisnya.” pungkasnya. (Fhr)