Diduga Terlibat Pembunuhan Jenderal Solemani, Mantan PM Irak Tak Bisa Lolos dari Hukum - Telusur

Diduga Terlibat Pembunuhan Jenderal Solemani, Mantan PM Irak Tak Bisa Lolos dari Hukum

Juru bicara Kataib Hizbullah Irak, Muhammad Muhyi. (Foto: Fars).

telusur.co.id - Juru bicara Kataib Hizbullah Irak, Muhammad Muhyi menegaskan bahwa semua pelaku kejahatan teror atas Jenderal Qassem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis harus dihukum. Ia menambahkan bahwa mantan PM Irak, Mustafa al-Kadhimi tidak akan selamat meski berusaha menghindari pengadilan.

“AS dan sebagian pihak-pihak dalam negeri berusaha menghalang-halangi (proses pengadilan). Jika AS saja tidak aman dari hukuman, bagaimana mungkin para antek dan pengkhianat bisa merasa aman?” kata Muhyi saat diwawancarai kantor berita Fars, Jumat (6/1/23).

“Sudah tentu al-Kadhimi berlindung ke para majikan AS-nya. Semua bukti menunjukkan keterlibatannya dalam teror bandara Baghdad dan kerja samanya dalam kejahatan ini,” tambahnya.

Ia mengatakan, sejak awal terjadinya teror, Kataib Hizbullah sudah mencurigai al-Kadhimi. 

"Kaburnya dia tidak menyelamatkan dirinya dari pengadilan dan pembalasan secara adil. Semua pelaku kejahatan ini, baik di dalam atau di luar, harus menerima balasan,” tegas Muhyi.

Sebelum ini, legislator dari Aliansi al-Fath di Parlemen Irak, Ali Turki al-Jamali bicara soal peran Biro Intelijen negaranya dalam teror terhadap Qassen Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis.

Al-Jamali dalam wawancara dengan al-Maalomah mengatakan bahwa teror ini terjadi di teritori dan kedaulatan Irak, yang lazimnya memiliki protokol keamanan ketat. Apalagi ketika yang datang adalah seorang tamu besar negara dan komandan militer. Asumsinya adalah kedatangan itu diketahui dan diawasi oleh Biro Intelijen Irak.

“Biro Intelijen saat itu harus bertanggung jawab atas kejahatan AS meneror para Panglima Kemenangan. Terlebih ada informasi terpercaya yang mengungkap kerja sama Biro Intelijen saat itu dengan AS dan sejumlah korporasi keamanan yang berafiliasi kepada sebagian tokoh Irak,” kata al-Jamali.

Menurutnya, teror bandara Baghdad dilakukan tanpa adanya tanggung jawab internal serta direncanakan di rumah-rumah aman (milik Intelijen). [Tp]


Tinggalkan Komentar