telusur.co.id - Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, pihaknya berkoordinasi dengan Interpol Brasil, terkait dugaan jual beli organ manusia yang menyeret nama desainer Arnold Putra. Arnold diduga memesan beberapa anggota tubuh manusia dari Brazil.
Seperti diketahui, penggerebekan di Amazonas State University atau Universidade do Estado do Amazonas (UEA) di Kota Manaus, Brasil membuat geger publik. Polisi Brazil mengungkap adanya potongan kaki dan tiga paket plasenta yang sudah dipaketkan dan akan dikirim ke Singapura.
Polisi Brazil mengonfirmasi jika salah satu paket sudah dikirimkan dari laboratorium Manaus. Namun belum diketahui apakah paket itu telah sampai ke Singapura atau belum.
"Hari ini akan komunikasikan dulu dengan pihak interpol Brazil (mengenai keterkaitan Arnold dalam jual beli organ tubuh manusia)," ujar Dedi, Kamis (24/2/22).
Hingga saat ini, kata Dedi, pihaknya belum mendapat informasi dari Interpol Brazil terkait kasus yang diduga melibatkan desainer asal Indonesia. Sehingga belum dapat dipastikan apakah Arnold terlibat dalam kasus tersebut.
"Pihak kepolisian maupun Interpol Brasil belum memberikan informasi kepada Interpol Jakarta," katanya.
Seperti diketahui, Arnold memang kerap membuat desain "di luar nalar". Pada tahun 2016, desainer yang menetap di Los Angeles, Amerika Serikat itu diketahui membuat tas dari tulang belakang manusia.
Kala itu, tas yang pertama kali dirilis pada 2016 tersebut dibanderol 5.000 dolar Amerika atau sekitar Rp 71 juta. (Ts)