Di Beijing, Presiden Iran Ajak Negara-negara Merdeka Lawan Hegemoni AS - Telusur

Di Beijing, Presiden Iran Ajak Negara-negara Merdeka Lawan Hegemoni AS

Presiden Iran, Sayid Ebrahim Raisi berbicara dalam pertemuan dengan sejumlah cendekiawan dan elit intelektual dari universitas China di Beijing, Rabu (15/2/23). (Foto: Fars).

telusur.co.id - Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi mengimbau negara-negara merdeka untuk berani melawan hegemoni Amerika Serikat (AS). Hal itu disampaikannya dalam pertemuan dengan sejumlah cendekiawan dan elit intelektual dari universitas China di Beijing, Rabu (15/2/23). 

“Saat ini, situasi di dunia berkembang sedemikian rupa sehingga dengan menolak unilateralisme, tindakan seperti yang digunakan oleh AS dan sekutunya di kawasan dan dunia untuk mendominasi bangsa-bangsa ditolak dan dikutuk dalam opini publik dunia,” ungkapnya seperti dikutip Farsnews, Kamis (16/2/23).

Mengenai hubungan antara Teheran dan Beijing, Presiden Raisi mengatakan, apa yang menyatukan kedua negara Iran dan China adalah sejarah peradaban, pendirian kolektif dalam penentangan terhadap unilateralisme, penegakan kemerdekaan, dan penolakan terhadap dominasi dan penaklukan.

Raisi menyebutkan bahwa hubungan negara-negara merdeka satu sama lain membawa dua pencapaian penting pertukaran kapasitas dan netralisasi ancaman dan sanksi.

“Iran memiliki kapasitas ekonomi, budaya, dan geografis yang sangat besar, aktualisasinya dapat sangat efektif dalam pertumbuhan dan promosi negara-negara di kawasan bahkan benua Asia dan membentuk masa depan atas nama Asia,” ujarnya.

“Bangsa Iran telah menciptakan banyak peluang untuk dirinya sendiri dari ancaman dan sanksi yang menindas dan telah mencapai banyak keberhasilan dalam kemajuannya,” tambahnya.

Presiden Iran menyebutkan contoh antara lain bahwa saat ini lebih dari 90% obat yang dibutuhkan rakyat Iran diproduksi di dalam negeri oleh para peneliti dan ahli Iran.

Dia mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk menghadapi ancaman AS dan sekutunya adalah berdiri dan melawan.

“Selain menangkal bahaya, perlawanan akan mengubah ancaman menjadi peluang kemajuan, sedangkan mundur menghadapi ancaman hanya akan menghasilkan kegagalan,” tegasnya.

Menanggapi pertanyaan salah satu peserta mengenai intensitas tekanan Washington terhadap Teheran selama kepresidenan Donald Trump, Raisi menuturkan, "Perilaku dominasi di Amerika tidak hanya spesifik untuk satu orang atau gerakan politik tertentu di negara ini, melainkan sudah menjadi substansi kebijakan Amerika seperti yang telah kita saksikan implementasinya oleh para penguasa Demokrasi dan Republik Amerika di berbagai belahan dunia dalam beberapa tahun terakhir.” [Tp]


Tinggalkan Komentar