Cegah Klenik Merajalela, Pemerintah Harus Lebih Gencar Sosialisasikan Budaya Inovasi - Telusur

Cegah Klenik Merajalela, Pemerintah Harus Lebih Gencar Sosialisasikan Budaya Inovasi


telusur.co.id - Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PKS, Mulyanto, mendorong pemerintah untuk lebih serius mengedepankan budaya inovasi. Misalnya, pemanfaatan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk suatu keperluan ketimbang menggunakan jasa pawang hujan. 

"Pemerintah harusnya lebih menghargai capaian inovasi anak bangsa daripada mengedepankan praktik yang tidak ilmiah," kata Mulyanto dalam Rapat Dengar Pendapat  dengan Kepala BRIN, Rabu (23/3/22).

Ia menyesalkan sikap pemerintah dalam ajang MotoGP Mandalika 2022, yang terkesan membiarkan praktik klenik pawang hujan menjadi tontonan publik hingga ke manca negara. Hal tersebut sangat memalukan dan membuat kesan dunia inovasi kita terpuruk. 

Ia berharap, BRIN terus menyosialisasikan kemampuan dalam TMC dan hasil-hasil teknologi lainnya. Agar masyarakat mengetahui prestasi anak bangsa dalam pengembangan teknologi maju. 

"Jangan sampai bangsa ini diolok-olok bangsa lain karena dianggap abai terhadap pengembangan IPTEK dan lebih gandrung pada klenik. Terus terang, saya pribadi lebih percaya pada TMC ini ketimbang pawang hujan," ujar doktor bidang teknik nuklir, Tokyo Institute of Technology Jepang.

Dia juga berharap kepada semua untuk terus-menerus dan konsisten mendorong pengembangan basis berpikir saintifik bagi generasi bangsa ke depan. Sebab, semua pasti berkeinginan agar bangsa ini mampu bersaing dalam keunggulan kompetitif dan tumbuh-kembang menjadi masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society).

"Kita tidak bisa selamanya mengandalkan keunggulan komparatif SDA seperti kelapa sawit dan batu bara. Karenanya penguasaan IPTEK yang dilandasi berpikir rasional-ilmiah menjadi mutlak diperlukan," terang Mulyanto.

Dalam kondisi tradisi dan budaya tertentu, klenik seperti pawang hujan mungkin relevan, namun tidak untuk diarusutamakan secara nasional. Ini dapat menjadi kontraproduktif dengan upaya bersama membangun masyarakat berbasis pengetahuan, yang menjadi pilar utama Indonesia unggul dan moderen.

"Pada titik ini, BRIN berada pada posisi sentral untuk membudayakan masyarakat yang cinta Iptek," tandas Mulyanto.[Fhr]


Tinggalkan Komentar