telusur.co.id - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin terseret dalam surat permintaan sumbangan kepada Wali Kota Cirebon Nashrudin Aziz sebesar Rp 800 juta. Dalam surat, sumbangan akan digunakan sebagai santunan untuk anak yatim di bulan Ramadan.
Merasa tak pernah meminta sumbangan dan diduga ada yang mencatut namanya sekaligus memalsukan tanda tangannya, Ngabalin melaporkan hal tersebut ke Bareskrim Polri. Dia mengaku tak terima dengan dugaan pemalsuan namanya.
"Karena mencatut nama saya dan lembaga serta kop surat Kantor Staf Presiden sama stempel. Ini suatu kejahatan yang sungguh mencederai harkat martabat saya," ujar Ngabalin, Kamis (7/4/22).
Sebelum mendatangi Bareskrim Polri, Ngabalin mengaku sudah berkoordinasi dengan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko dan Deputi IV KSP, Juri Ardiantoro. Hal tersebut dia lakukan sebagai bentuk ketaatan terhadap konstitusi.
"Jadi ini merupakan suatu bentuk ketaatan patuh kita pada konstitusi. Atas perintah Kepala KSP Pak Moeldoko, saya mesti datang," katanya.
Ngabalin mengaku tidak tahu siapa sosok Dian Cahyani, yang dalam surat disebut sebagai stafnya di KSP. Dia berharap polisi dapat segera mengungkap dalang dari aksi penipuan yang menyeret namanya.
"Kami yakin polisi bisa tahu siapa dia (Dian Cahyani). Saya percaya polisi bisa melakukan kerja-kerja yang sangat profesional dalam mengungkapkan siapa di balik ini semua," ucapnya. (Ts)