telusur.co.id - Begawan ekonomi Rizal Ramli melihat, ada perubahan gerakan aktivis kini, yang mengalami sedikit pergeseran.
Aktivis 77/78 itu menceritakan saat dirinya turun ke jalan dalam menggelorakan perubahan, dengan melawan pemerintah orde baru.
"Saya dan teman-teman mengawali gerakan anti kebodohan supaya ada wajib belajar, melawan pemerintah otoriter, kita dipenjara, ratusan kawan gak bisa jadi Pegawai Negeri, tapi semangat merubah Indonesia dari otoriter ke demokrasi tetap menjiwai," ungkap Rizal Ramli bincang bersama Fadli Zon dalam kanal youtube Fadli Zon Official.
Rizal menilai, mahasiswa zaman sekarang sempat membuat dia pesimis meski kini hal itu telah terbantahkan.
Hanya saja, menurut Rizal Ramli, hal yang membedakan antara dahulu dan sekarang adalah ketidakmauan mahasiswa saat ini tergabung dalam kelompok partisan.
Hari ini mahasiswa kalau kita lihat penampilan luar keliatan kayak anak mami, seolah gak peduli dengan bangsa, tapi kalau kenal lebih baik ternyata sangat konsen dengan masalah nasional tapi tidak mau partisan," ujar Rizal Ramli.
Rizal Ramli juga mengaku pernah berbincang dengan mahasiswa yang menolak Omnibus Law. RR menyebut perubahan era digital membuat para mahasiswa mengerti masalah negara.
"Kedua, saya pernah tanya kalian ngomongin UU KPK emang ngerti? Dia bilang 'Abang kuno, begitu tertarik kita Google 24 jam'. Begitu pula Omnibus Law. Mereka organisatoris yang hebat karena main games. Makanya Oktober hampir 50 kota mahasiswa bergerak. Ada harapan lagi, tidak selembek yang saya bayangkan," tegas Rizal Ramli.
Lebih lanjut, Rizal Ramli menyoroti arti milenial yang belakangan juga banyak digaungkan. Banyak dari mahasiswa yang enggan dipanggil milenial.
"'Jangan sebut kita milenial, karena milenial itu anak orang kaya sekolah bagus ngerti IT, tapi begitu diberi kekuasaan mereka merampok lebih. Kita generazi Z, lahir setelah 1995, mau HP harus kerja, mau beli pulsa mesti kerja, kita lebih ulet dr millenial anak manja, kita ikut perjuangan. Mileial mana ada memperkaya diri sendiri'," tukas Rizal Ramli mengutip ulang perkataan mahasiswa yang pernah ditemuinya.
" Jokowi lebih kagum lagi sama generasi milenial sampai jadi Stafus, ternyata begini. Bener, di Kartu Prakerja malah nyopet juga dan sebagainya. Saya lebih bangga generasi Z," pungkas Rizal Ramli.(fir)