telusur.co.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyebut rumah susun di Marunda Blok C Jakarta Utara yang atapnya ambruk sudah tak layak huni. Plt Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Retno Sulistyaningrum mengatakan, tak layaknya hunian rusun Marunda itu berdasarkan hasil inspeksi dari BRIN.
“Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta akan merencanakan revitalisasi Rusunawa Marunda, sesuai hasil penelitian BRIN bahwa bangunan Cluster C pada Rusun Marunda sudah tidak layak secara struktur bangunan sebagaimana hasil inspeksi bangunan yang dilakukan BRIN," kata Retno saat dihubungi awak media, Selasa (5/9/23).
Retno mengungkapkan, tak ada korban jiwa atas insiden tersebut. Selain itu, ia menyampaikan, sebanyak 451 Kepala keluarga (Kk) yang merupakan penghuni Blok C1-C5 direlokasi ke Rusun Nagrak setelah dilakukan sosialisasi lanjutan pada Kamis 31 Agustus 2023.
"Sosialisasi relokasi sejatinya sudah dilaksanakan sejak Maret 2022, tetapi rencana relokasi ditunda akibat Rusun Nagrak digunakan sebagai tempat isolasi pasien Covid-19," ungkap dia.
Pasca kejadian, Retno meminta pihak UPRS II untuk melakukan sosialisasi kembali kepada warga Kluster C atau Blok C1-C5 dan warga dengan kooperatif bersedia untuk direlokasi atas alasan keselamatan.
"Dari 451 KK, sampai saat ini sudah 349 KK yang mengambil undian untuk mendapatkan unit, selebihnya 102 KK akan mengikuti proses untuk mendapatkan unit pada hari berikutnya," imbuhnya.
Saat ini, ucap Retno, penghuni rusun itu mulai mengangkut barang-barangnya secara bertahap. Diupayakan, seluruh penghuni Blok C sudah pindah pada bulan September ini.
"Sebagian warga sudah memindahkan barang, yang difasilitasi UPRS II, UPRS III, Jajaran Wali Kota Jakarta Utara dan Satpol PP," ujar Retno. [Fhr]