telusur.co.id - Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menolak impor gula pada saat memasuki musim giling atau panen tebu.
Menurut Sekretaris Jenderal DPN APTRI M. Nur Khabsyin, dampak kedatangan gula impor ini bisa menyebabkan harga petani jatuh, menyusul stok di pasaran melebihi kebutuhan.
"Sejak awal kami menolak impor gula pada saat memasuki musim giling atau panen tebu. Saat ini sudah memasuki musim giling karena beberapa pabrik gula (PG) sudah mulai giling, seperti PG Trangkil Pati, PG Kebon Agung Malang dan pabrik gula lain di wilayah Sumatera," kata Nur Khabsyin, dalam keterangannya, Rabu (5/4/23).
Terkait kedatangan gula impor di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, APTRI juga bertindak dengan menolak kedatangannya. Demikian halnya rencana kedatangan kapal pengangkut gula impor di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya juga ditolak.
"Terlebih Jatim merupakan penyuplai 50 persen kebutuhan gula nasional sehingga di Jatim juga surplus. Kami juga bersurat kepada Gubernur Jatim," ujarnya.
Dalam surat tersebut disebutkan bahwa APTRI berharap Gubernur Jatim mengalihkan kedatangan kapal pengangkut gula impor ke Pelabuhan Tanjung Perak atau pelabuhan lain di Jatim ke pelabuhan atau provinsi lain yang bukan produsen gula putih yang saat ini lebih membutuhkan pasokan gula putih, seperti Maluku maupun Papua.
APTRI juga menolak kapal pengangkut gula impor tersebut bersandar ke Pelabuhan Tanjung Emas Semarang karena di Jateng juga terdapat pabrik gula.
Sebelumnya, ID Food kedatangan gula impor sebanyak 2.000 ton di Pelabuhan Kade 101 Tanjung Priok, Sabtu (1/4/23). Kedatangan Gula Kristal Putih ini merupakan tahap pertama dari total impor sebanyak 900 ribu ton lebih pada tahun ini.
Direktur Utama ID Food Frans Marganda Tambunan menjelaskan, tahap pertama ini ada 32.500 ton gula yang akan tiba di Tanjung Priok hingga awal mei besok. Sedangkan 3.700 ton akan tiba di Belawan dan 2.500 ton tiba di Tanjung Perak.
"Stok ini kami akan langsung distribusikan ke masyarakat sebelum lebaran. Ini salah satu upaya untuk bisa menjaga harga gula di masyarakat," ujar Frans di Tanjung Priok, Sabtu (1/4/23).
Frans memastikan impor gula yang dilakukan oleh ID Food ini tidak akan datang saat musim giling tebu. Kuota impor yang dimiliki ID Food saat ini hanya untuk memenuhi kebutuhan gula kristal saat belum musim giling tebu.
"Sebanyak 900 ribu ton ini nanti yang penugasan kan hanya 500 ribu ton. Itu dibagi dua, kami dan PTPN. Di kami 107.900 itu, nah ini baru tahap pertama, ini berasal dari Thailand makanya cepat," ujar Frans, dikutip dari Republika.co.id.
Untuk kloter dua, akan tiba pada April sampai Mei yang berasal dari India. Sebelum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti janji pemerintah, lanjut Frans, kurang lebih 40.000 ton gula akan tiba. Secara keseluruhan, kebutuhan gula nasional mencapai 3,4 juta ton. Indonesia telah memproduksi 2,6 juta ton gula.[Fhr]