telusur.co.id - Mantan Ketua MPR Amien Rais, mengingatkan Presiden Joko Widodo dan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan bahwa kekuasaan mereka akan berakhir pada Oktober 2024. Karena itu, jangan lagi keduanya menggulirkan wacana untuk melanjutkan kekuasaan setelah masa jabatannya berakhir.
"Jadi menjadi paranoid rezim di mana cirinya adalah rasa tidak pernah secure, aman, kemudian cara menutupi kelemahannya dengan cara menggertak, dengan mengancam, dengan mengerahkan massa yang masif bahwa duet ini adalah satu-satunya yang dapat menyelamatkan bangsa ini," kata Amien lewat akun chanel Youtube-nya, ditulis Minggu (3/4/22).
Sifat paranoid itu, jelas Amien, menjadikan Jokowi dan Luhut kemudian menganggap mereka adalah sosok yang paling bisa menyelamatkan Indonesia. Padahal, hal tersebut justru menunjukkan keterbatasan wawasannya.
Duet Jokowi-Luhut dinilainya seperti kategori terakhir manusia yang disampaikan oleh Imam Al-Ghazali. Ahli filsafat Islam itu menyatakan rojulun laa yadri wa laa yadri annahu laa yadri yang artinya adalah 'dia tidak mengetahui bahwasannya dia tidak mengetahui'.
"Dia menganggap sebagai manusia yang tahu the truth, kebenaran, sementara jadi bahan tertawaan bagi rakyatnya," ujar Amien.
Praktik yang mampu melanggar konstitusi itu kemudian dimuluskan dengan adanya deklarasi mendukung perpanjangan masa jabatan presiden oleh segelintir kelompok. Bukan tidak mungkin, ke depannya akan ada kelompok organisasi lain yang dikerahkan untuk mendeklarasikan sesuatu yang sama.
"Jokowi-Luhut ini dihinggapi namanya penyakit psikis yang namanya paranoid, karena kesalahan-kesalahan dan kedzaliman yang dilakukan oleh duet itu untuk bangsa ini," tukasnya.[Fhr]