telusur.co.id - Pegiat media sosial Permadi Arya mengaku tidak menyangka bahwa komentarnya yang menyebut Islam sebagai agama arogan akan viral, dan berbuntut dipanggilnya ia oleh polisi. Bahkan dia sempat lupa pernah menulis kata-kata tersebut.

"Tentu saja saya tidak ingin membuat kegaduhan, apalagi keonaran. Karena ini kejadiannya ini benar-benar di luar perkiraan saya, ini diambil dari kolom komentar yang sendiri sudah lupa. Jadi tentunya saya tidak memperkirakan ini bakal ramai seperti ini," ujar pria yang biasa disapa Abu Janda ini di gedung Bareskrim Polri, Senin (1/2/21).

Kedatangannya memenuhi panggilan kepolisian, kata Abu Janda, merupakan bukti tidak ada yang spesial di mata hukum. Sebagai warga negara, dia merasa wajib mematuhi dan menaati proses hukum yang tengah berjalan.

"Polisi sudah profesional dengan pertimbangan-pertimbangan mereka. Mereka yang lebih mengerti teknisnya, hari ini saya menjadi saksi dan proses hukum masih lanjut," katanya.

Abu Janda mengaku siap bertanggungjawab atas segala perbuatannya. Namun dia bersikukuh jika apa yang viral terkait tulisannya merupakan kesalahpahaman.

"Saya siap menjalani saya siap bertanggung jawab, meskipun itu menurut saya adalah kesalahpahaman. Tapi saya siap tanggung risikonya," tegasnya.

Lebih jauh Abu Janda mengaku siap jika nantinya ditetapkan sebagai tersangka. Bahkan dia mengaku sudah membawa satu tas berisi pakaian, jika ia harus ditahan hari ini.

"Saya hari ini sudah bawa tas, isinya baju saya. Jadi saya harus siap apapun yang terjadi," pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Abu Janda selesai menjalani pemeriksaan oleh penyidik Direktorat Tipid Siber Bareskrim Polri. Selama lebih kurang 12 jam diperiksa, penyidik memberikan lebih dari 50 pertanyaan kepada Abu Janda. (fhr)