telusur.co.id - Sebuah sumber medis mengatakan kepada Reuters bahwa puluhan warga Palestina terbunuh dan puluhan lainnya terluka akibat serangan udara Israel terhadap daerah yang diperuntukkan bagi para pengungsi di Rafah di Jalur Gaza selatan, Minggu (26/5/24), dua hari setelah Mahkamah Internasional menyerukan penghentian serangan terhadap Rafah.
Bulan Sabit Merah Palestina dalam sebuah postingannya di platform X menyatakan timnya “mengangkut sejumlah besar korban tewas dan korban luka setelah pasukan zionis menyerang tenda-tenda pengungsi di dekat markas besar PBB di barat laut Rafah, padahal situs tersebut telah diklasifikasikan oleh rezim pendudukan Israel sebagai zona kemanusiaan.”
Dikutip Rai Al Youm, Minggu )26/5/24), Kementerian Kesehatan di Gaza menyatakan pasukan pendudukan Israel melakukan pembantaian baru di kamp tersebut, yang terletak di daerah yang seharusnya aman di mana puluhan ribu pengungsi berlindung.
Otoritas Penyiaran Israel mengatakan bahwa tentara mengkonfirmasi serangan yang menyasar Tal al-Sultan di Rafah, selatan Jalur Gaza, tempat kamp pengungsi berada, dan rincian serangan ini sedang diselidiki.
Tentara Israel mengklaim bahwa “pesawat mereka baru-baru ini menyerang komplek Hamas di Rafah, tempat para pemimpin senior menginap”, dan “serangan itu dilakukan terhadap militan dengan menggunakan senjata presisi, dan berdasarkan informasi intelijen awal yang menunjukkan bahwa militan Hamas menggunakan daerah ini (Tel al-Sultan).”
Pembantaian itu terjadi di daerah di mana Israel tidak memperingatkan penduduknya dan tidak menyerukan evakuasi para pengungsi, dan itu setelah dua hari setelah Mahkamah Internasional memerintahkan penghentian segera serangan militer Israel di Rafah.
Tentara Israel menambahkan bahwa “sebagai akibat dari serangan dan kebakaran di daerah tersebut, sejumlah orang yang tidak terlibat terluka, dan insiden tersebut sedang ditinjau”, dan bahwa mereka berhasil membunuh direktur kantor Hamas di Tepi Barat, Yassin Rabie, dan pemimpin gerakan lainnya bernama Khaled Al-Najjar.
Mereka juga mengklaim bahwa Rabie dan Al-Najjar “bertanggung jawab mengatur dan mendanai operasi terhadap sasaran Israel di Tepi Barat dan di dalam wilayah Israel.”
Kamp yang dibom terletak di kawasan Tal al-Sultan, sebelah barat kota Rafah. Sumber melaporkan, sebagian besar syuhada adalah anak-anak dan kaum perempuan.
Saksi mata mengatakan pemboman tersebut menyebabkan kehancuran dan terbakarnya sejumlah besar tenda di kamp tersebut, dan kru ambulan pun tidak dapat menemukan mayat-mayat yang hangus.
Kantor media pemerintah di Gaza mengatakan, lebih dari 30 orang meninggal dunia akibat pemboman tersebut. [Tp]