Update Gempa Turki dan Suriah: Total Korban Meninggal Capai 2.300 Orang - Telusur

Update Gempa Turki dan Suriah: Total Korban Meninggal Capai 2.300 Orang

Proses pencarian dan penyelamatan korban gempa di Turki. (Foto: BBC).

telusur.co.id - Dalam update terbaru, jumlah korban setelah dua gempa berkekuatan besar mengguncang Turki dan Suriah yang terkonfirmasi meninggal dunia sebanyak 2.300 orang.

Badan penanggulangan bencana Turki memperbarui jumlah korban meninggal akibat gempa pada Senin pagi menjadi 1.498 orang.

Sementara itu di Suriah, angka kematian kini 810, menurut kantor berita AFP, yang menggabungkan laporan dari otoritas di area-area yang dikontrol pemerintah dan lembaga White Helmets di wilayah di bawah pemberontak.

Digabungkan, angka kematian di dua negara mencapai lebih dari 2.300 orang.

Informasi masih terus diperbarui untuk mengetahui dampak dari gempa kedua yang menghantam Provinsi Kahramanmaras di Turki, yang terjadi beberapa jam setelah gempa pertama di Gaziantep, sekitar 128km jauhnya.

Gempa kedua ini terjadi pada pukul 13.24 waktu setempat.

Pejabat Otoritas Manajemen Bencana dan Kedaruratan Turki menyatakan gempa ini "bukanlah gempa susulan" dan "berbeda" dengan gempa pada pagi tadi.

Setidaknya 70 orang telah meninggal dunia di Kahramanmaras setelah gempa pertama.

Seorang perempuan tua menangis dan meratap dengan bahasa Kurdi, menanti kabar dari adik ipar dan keponakannya yang terjebak di bawah reruntuhan.

Tetangga-tetangganya datang menghampiri, mencoba menenangkannya.

"Mereka baru saja menyelamatkan seseorang beberapa menit lalu, mereka akan menyelamatkan keluargamu juga," kata para tetangga.

Harapannya menipis, apalagi keluarganya tinggal di lantai dasar bangunan 12 lantai.

"Mereka semua di lantai dasar, tidur, saya tidak tahu apa ada yang bisa mencapai mereka… dan sekarang sangat dingin, anak-anak saya akan membeku di bawah reruntuhan," kata dia.

Cuaca dingin, hujan, dan gempa susulan mempersulit proses penyelamatan di Diyarbakir - juga di sebagian besar lokasi terdampak gempa.

Warga yang meninggalkan rumah mereka dengan terburu-buru pada dini hari ketika gempa pertama menyerang, takut kembali ke kediamannya untuk sekadar mengambil jaket atau sepatu.

Di Malatya, Ozgul Konacki meninggalkan gedung tempat tinggalnya bersama keluarganya dan menyaksikan lima bangunan di dekat tempat tinggalnya telah runtuh. Banyak tetangganya terperangkap di bawah reruntuhan.

"Mereka masih mencoba menyelamatkan para korban, tapi sekarang sangat dingin dan bersalju. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, jadi kami hanya bisa menunggu," kata dia.

"Beberapa orang ingin kembali ke rumah karena terlalu dingin, tapi kemudian ada gempa susulan dan mereka ke luar lagi.Kami hanya ingin mengambil pakaian hangat untuk anak-anak," sambungnya.

Prakiraan cuaca menyebut usaha penyelamatan beberapa hari ke depan mungkin terkendala cuaca buruk di sejumlah area terdampak.

Di Turki, area di sekitar lokasi gempa pertama diperkirakan akan hujan lebat, sementara suhu akan turun hingga 3-4C di siang hari dan di bawah 0C di malam hari.

Salju setebal 3-5cm diperkirakan akan turun, sementara di bagian utara Turki, hujan salju akan lebih lebat.

Setidaknya 2.800 bangunan diperkirakan hancur karena gempa pertama pagi ini, yang berarti ribuan orang tidak akan punya tempat berlindung.

Bagaimana keadaan di Suriah?

Sejumlah video dan foto bermunculan, menunjukkan kerusakan parah yang terjadi di negara ini.

Dalam satu video yang telah diverifikasi oleh BBC, di Aleppo yang terletak di barat laut, warga berlarian dan berteriak ketika sebuah bangunan runtuh menjadi debu raksasa.

Sejumlah area yang terdampak parah oleh gempa tidak berada di bawah kendali pemerintah, sehingga akses untuk perawatan medis dan perlengkapan gawat darurat terbatas.

White Helmets, organisasi kemanusiaan yang berkerja di daerah-daerah yang dikendalikan oleh pemberontak di Suriah, telah meminta pertolongan kepada dunia. [Tp]


Tinggalkan Komentar