telusur.co.id - Penyaluran bantuan KUR Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk tahun depan naik menjadi Rp460 triliun. Nominal ini lebih besar ketimbang tahun ini yaitu Rp373,17 triliun.
Pertimbangan menaikan nilai KUR di 2023, karena situasi ekonomi global yang memburuk, sehingga pemerintah perlu menyiapkan berbagai kebijakan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk dari ketidakpastian global saat ini, salah satunya dengan menaikan KUR. Juga, situasi Indonesia saat ini yang tengah transisi dari pandemi ke endemi.
"Ini tentunya kita memerlukan pinjaman-pinjaman perbankan dan juga KUR. Makanya ini dinaikkan tahun depan,” Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop, Yulius, dalam Refleksi 2022 dan Outlook 2023 di kantor Kemenkop, Jakarta, Senin (26/12/22).
Menurut Yulius, ke depan, ekonomi Indonesia dihadapkan pada tiga tantangan.
Pertama, tingkat inflasi yang tinggi yang akan direspon sejumlah bank sentral dengan menaikkan suku bunga acuannya. Langkah tersebut juga dilakukan Bank Indonesia (BI).
"Beratnya itu dalam tiga kuartal ini kita akan sengsara. Tapi kuartal keempat akan mulai membaik. Pada saat 3 kuartal ini peran KUR lah yang akan kita dorong untuk memberikan akses pembiayaan kepada dunia usaha,” tuturnya.
Kedua, stabilitas ekonomi. Karena itu, pemerintah saat ini tengah mendorong stabilitas ekonomi dengan KUR. Apalagi, ada araha Presiden Joko Widodo agar pinjaman perbankan untuk UMKM dinaikkan dari 20 persen menjadi 30 persen.
Tantangan berikutnya adalah banyaknya perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya.
"Terkait PHK ini tentunya kita butuh modal. Modal ini bisa kita dapatkan salah satunya dari KUR,” ujarnya.[Fhr]