telusur.co.id - Jaringan Jurnalis Indonesia (JJI) kembali melakukan jajak pendapat tentang keinginan masyarakat terkait sosok yang presiden di masa mendatang. Tema jajak pendapat kali ini yakni “Potret Suara Masyarakat Jelang Pemilu 2024".
Koordinator JJI Agusta Irawan mengatakan Pilpres 2024 menjadi daya magnet bagi masyarakat untuk mengukur preferensi pilihan politik publik. Dalam penelitian ini yang jadi objek penelitian hanya pada tokoh bakal capres yang sangat mungkin bisa maju sebagai capres pada pilpres 2024 yaitu Airlangga Hartarto , Anies Baswedan , Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Agusta menyatakan bahwa Dalam penelitian ini di dapati bahwa mayoritas responden atau 90,8 persen menginginkan sosok capres dan cawapres yang mampu menerapkan kebijakan pro stabiliti, pro jobs, dan pro environment.
Jika dilihat melalui elektabilitas calon presiden (capres), hasil penelitian JJI menunjukkan jika pilpres digelar hari ini sebanyak 34,8 persen memilih Airlangga Hartarto, sebanyak 29,2 persen Prabowo Subianto, dan sebanyak 18,7 persen memilih Ganjar Pranowo.
"Kemudian sebanyak 7,8 persen memilih Anies Baswedan, kemudian selebihnya belum menentukan pilihan 9,5 persen," kata Agusta dalam keterangannya, Minggu (25/6/23).
Sementara untuk tokoh sebagai calon wakil presiden yang paling diinginkan yakni Puan Maharani sebanyak 20,2 persen, Iriana Jokowi sebanyak 16,3 persen, Sandiaga Uno sebanyak 10,1 persen, Gatot Nurmantyo 8,8 persen, mantan Panglima TNI, Andika Perkasa 8,2, persen. Kemudian ada nama Menkopolhukam Mahfud MD sebanyak 6,7 persen dan Menteri BUMN, Erick Thohir dipilih sebanyak 5,8 persen.
"Hasil riset menunjukkan alasan masyarakat memilih Iriana Jokowi sebagai wakil presiden karena Iriana lebih mengenal misi dan visi Jokowi dan banyak mengetahui kerja Jokowi," jelasnya.
Selanjutnya, kata Agusta, dari simulasi nama-nama menteri atau orang dekat Jokowi yang layak menjadi wapres maka nama Luhut Binsar Pandjaitan 20,2 persen, Budi Gunawan 18,7 persen, Pratikno dipilih sebanyak 14,8 persen. Lalu ada nama Pramono Anung 11,2 persen Moeldoko 8,3 persen, dan tidak memilih sebanyak 26,8 persen.
“Alasan LBP paling banyak dipilih karena paling mengerti dan bisa mengaplikasikan keinginan serta kebijakan dan visi serta misi Jokowi dalam program program jokowi,” katanya.
Kesimpulan dari survei ini menunjukan bahwa publik menjadikan pemilu sebagai ajang pembentukan pemerintahan baru, sehingga publik mengapresiasi secara positif. Secara garis besar pesta demokrasi akan berkaitan dengan kebijakan yang bertujuan untuk memberikan kemakmuran perekonomian Tanah Air.
"Ada komitmen ke situ menyangkut kepentingan bangsa dan negara dalam hal ini jadi otomatis kedaulatan rakyat terpenuhi," ucap Agus.
Survei JJI dilakukan mulai 8 -21 Juni 2023 jumlah sampel 2280 Warga Negara Indonesia yang sudah memiliki hak pilih saat pemilu 2024, yang tersebar di 488 Kabupaten/Kota secara proposional. Survei memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan batas margin of error kurang lebih 2,05 persen.
Menanggapi,hasil survei Jaringan Jurnalis Indonesia (JJI), Pengamat Politik dan juga dosen Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogjakarta, Ludiro Madu menilai masyarakat mulai melihat sosok calon presiden yang lebih memahami tentang keadaan masyarakat seperti persoalan ekonomi. Maka Airlangga Hartarto unggul karena dianggap mampu mengurusi ekonomi Indonesia.
"Saya melihat Airlangga Hartarto unggul dari survei JJI, karena masyarakat anggap mampu urus ekonomi," kata Ludiro.
Lebih lanjut, dia menyebutkan, peluang Airlangga menang di pilpres 2024 sangat besar jika mesin politik Golkar terus berjalan. "Peluang menang Airlangga sebagai capres besar jika mesin politik Golkar terus berjalan," imbuhnya.
Kesempatan Airlangga menjadi capres 2024 menjadi momen Golkar sebagai Partai besar yang selalu didukung masyarakat. Sehingga ini modal Golkar wujudkan Ketum Golkar itu sebagai presiden 2024.
Namun, terkait munculnya Iriana Jokowi sebagai cawapres di survei JJI sangat mengejutkan, karena nama Iriana Jokowi tidak pernah muncul di survei. Munculnya nama Iriana karena dianggap bisa melanjutkan kerja Presiden Jokowi.
"Ya sangat mengejutkan ada nama Iriana Jokowi masuk di survei JJI sebagai cawapres. Tentu ini hal yang wajar karena Iriana Jokowi tahu dan paham atas kerja Jokowi," ucap dia. (Ts)