telusur.co.id - Kekerasan kembali terjadi di wilayah Palestina dan Israel pada Sabtu (7/10/23). Kelompok Gerakan Islam Palestina, Hamas, melakukan serangan besar-besaran kepada Israel. Israel kemudian membalas dengan serangan udara dan darat di perbatasan Israel-Palestina.
Merespons hal itu, Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI menekankan Indonesia pernah mengalami penjajahan serupa. Oleh karena itu, Indonesia sangat memahami apa yang sedang dialami dan berharap Bangsa Palestina berjuang sendiri merebut kemerdekaanya melalui perang kemerdekaan.
“Walaupun demikian, kami menyerukan kedua pihak perlunya penyelesaian secara damai. Semua pihak harus bersedia duduk bersama dan saling terbuka menerima tawaran solusi perdamaian dengan konsep dua negara berdaulat yang berdampingan,” tegas Wakil Ketua BKSAP DPR RI Sukamta kepada Parlementaria, di Jakarta, Senin (9/10/2023).
Politikus PKS ini menyatakan bahwa kekerasan di Palestina tidak akan pernah berhenti total selama Israel terus menjajah Palestina.
"Tidak ada yang bisa menerima penjajahan yang di dalamnya terdapat represi, kekerasan dan pelecehan nilai nilai kemanusiaan selama lebih dari 70 tahun," tegas Anggota Komisi I DPR RI itu.
"Kebijakan penjajahan yang rasis dan penuh kebencian yang diterapkan terhadap mereka bahkan sebagian besar dari mereka telah diperlakukan seperti hidup dalam penjara terbuka selama lebih dari 25 tahun akibat dari kebijakan mengisolasi wilayah mereka,” sambungnya seraya menyayangkan Palestina telah kehilangan harapan mendapatkan solusi yang adil.
“Rasanya naif kalau orang membayangkan mereka akan menerima terus dan suatu saat tidak akan memberontak dengan kekerasan sebagai langkah terakhir mempertahankan eksistensi dan kehormatan mereka,” pungkasnya. [Tp]