telusur.co.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin mengungkapkan penyebab rendahnya serapan insentif program konversi motor listrik yang digalakkan oleh kementeriannya.
Diketahui, Kementerian ESDM mematok target konversi sebanyak 50.000 unit pada tahun 2023, namun belum mencapai target alias masih di bawah 1000 unit. Sementara untuk tahun 2024 Kementerian ESDM menargetkan akan mengonversi 150.000 unit motor listrik.
Arifin menjelaskan, sejatinya peminat yang mendaftarkan dirinya untuk program ini cukup banyak, namun masih banyak yang terkendala pada saat mendaftarkan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).
"Yang daftar banyak, ternyata banyak yang STNK bodong. Jadi pada takut mendaftar," ujar Arifin di Gedung DIrektorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas), Jakarta, Jumat (16/2/24).
Untuk mengejar target yang telah ditetapkan, pihaknya mengupayakan agar motor yang bermasalah pada STNK agar dapat dikonversi.
Pasalnya, hal ini merupakan salah satu cara agar jumlah konversi motor listrik dapat meningkat signifikan dan ekosistem kendaraan listrik semakin berkembang.
"Contohnya mobil listrik itu kan pajak progresif hilang. Ini bagaimana yang dulu-dulu bisa nggak dosanya dihapus? Soalnya diumpetin kan," kata Arifin.
Dikatakan Arifin, pihaknya akan terus mendorong konversi motor listrik. Sebab industri untuk motor listrik baru masih belum berkembang dan daya beli masyarakat masih rendah.
"Ya karena mau pakai acara apa lagi kita? Industrinya masih belum. Cara satu-satunya ya motor tua ini kita coba dorong untuk dikonversi," beber Arifin.
Sebelumnya, Arifin mengatakan, jika rendahnya angka konversi motor listrik menjadi salah satu penyebab realisasi anggaran Kementerian ESDM belum mencapai target.
Diketahui, realisasi anggaran Kementerian ESDM pada tahun 2023 hanya mencapai 89,96 dari total anggaran yang ditetapkan sebesar Rp6,87 triliun. Jumlah ini juga belum mencapai prognosa sebesar 90,92 persen.
Untuk informasi, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM mencatat hingga 31 Desember 2023 tercatat baru 181 unit motor yang melakukan konversi dari berbahan bakar minyak menjadi listrik.
Plt Dirjen EBTKE, Jisman P Hutajulu merinci, dari 181 permohonan tersebut, 145 di antaranya telah menerima bantuan pemerintah dengan total Rp1,4 miliar dan 36 lainnya masih dalam proses uji laik jalan dan pengajuan Sertifikat Uji Tipe (SUT) dan Sertifikat Registrasi Uji Tipe (SRUT) tahun 2024 untuk memastikan persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor terpenuhi.[Fhr]