telusur.co.id - Berita duka datang dari Asosiasi Pengajar Hukum Adat Indonesia atau APHA Indonesia. Pembina APHA Indonesia, Jaja Ahmad Jayus akhirnya menghembuskan nafas terakhir, setelah mengalami pembacokan di kediamannya beberapa waktu lalu.
Jaja Ahmad diketahui, adalah Pembina APHA Indonesia, ia juga sempat menjabat sebagai Ketua Komisi Yudicial dan sempat di masa akhir jabatannya, memfasilitasi pertemuan Ketua DPD saat itu Oesman Sapta dengan APHA Indonesia.
Dimana saat itu, akan melakukan penelitian dan menyelenggarakan Konggres membahas Eksistensi Masyarakat Hukum Adat di Indonesia sebagai kolaborasi KY, DPD dan APHA Indonesia pertemuan di Gedung DPR RI.
Sungguh sayang pertemuan tersebut tidak terwujud karena DPD RI habis masa waktunya .
Jayus saat itu sebagai Ketua KY menyebut, DPD RI sebagai perwakilan daerah mempunyai kepentingan dalam menyangkut kepentingan daerah, dalam hal ini hukum adat.
Banyak kasus mengenai hukum adat di Indonesia terutama mengenai masalah tanah adat, dan relevansinya dengan hukum agraria sering tumpang tindih. Almarhum sempat berharap DPD punya peran dan kepentingan dalam menjaga kelestarian hukum adat agar selaras dengan hukum yang ada.
Sementara itu Ketua APHA Indonesia mengecam keras kasus pembacokan yang mengakibatkan Pembina APHA Indonesia tersebut meninggal dunia.
"Kami mewakili Pembina Pengurus APHA se Indonesia ikut berbelasungkawa atas meninggalnya Jaja Ahmad Jayus , semoga Husnul Kotimah," ujar Ketua APHA Indonesia ,Laksanto Utomo dalam keterangan persnya, Jumat (21/4/2023).
Seperti diketahui, Ketua Komisi Yudisial (KY) Indonesia 2010-2015 dan tahun 2015-2020, Jaja Ahmad Jayus dibacok orang tak dikenal. Pembacokan juga dialami oleh anak perempuannya.
Beredar video yang menyebutkan terjadi pembacokan terhadap Jaja Ahmad Jayus oleh orang tak dikenal yang masuk ke kamar korban, Selasa (28/3/2023).
Dalam video tersebut, terlihat sebuah rumah berwarna cream dengan pagar coklat hitam, dan terdapat mobil hitam di depan rumah tersebut. (Fie)