telusur.co.id - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN) Muhammad Said Didu mengaku pernah berharap Erick Thohir mampu mewujudkan kembali BUMN menjadi profesional.

Namun, lanjut Said Didu, ternyata kenyataan tidak sesuai dengan diharapkan karena Erick Thohir sama saja seperti yang lain yakni menjadikan BUMN tempat 'penampungan.'
Hal tersebut disampaikan Said Didu setelah Erick melakukan perombakan jajaran Komisaris PT Pelindo I (Persero). Erick mencopot komisaris utama Refly Harun dan tiga komisaris lainnya.

"Awalnya saya berharap pak Menteri @erickthohir bisa wujudkan BUMN kembali profesional ternyata sama aja, menjadikan BUMN sbg tempat 'penampuangan," tulis Said Didu di akun Twitternya @msaid_didu, Senin (20/4/20).

Said menduga, BUMN dijadikan tempat penampungan karena ada tekanan kuat yang tak bisa dilawan.

"Jika ada gejala 'penampungan' yang masif di BUMN dapat diduga bahwa ada tekanan kuat yang tidak bisa dilawan," kicaunya.

Seperti diberitakan, pencopotan Refly Harun berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia I Nomor SK-123/MBU/04/2020 tertanggal 20 April 2020.

Selain Refly, Erick juga mencopot Heryadi dari jabatan komisaris independen, serta tiga komisaris lainnya, yakni Bambang Setyowahyudi, Lukita Dinarsyah Tuwo dan Winata Supriatna.

Posisi Refly digantikan oleh Achmad Djamaludin. Kemudian ada komisaris baru Arman Depari dan tiga komisaris independen, yaitu Herbert Timbo Parluhutan Siahaan, Ahmad Perwira Mulia Tarigan dan Irma Suryani Chaniago.

Menurut Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, pergantian tersebut merupakan bentuk penyegaran struktur organisasi yang ada di perusahaan BUMN dan diharapkan akan membuat kinerja Pelindo I lebih bagus ke depannya.

"Artinya perlu refreshing di Pelindo sehingga kita ganti empat orang. Jadi mudah-mudahan dengan refreshing ini membuat Pelindo I juga akan semakin bergairah kinerjanya dan bisa menghadapi korona juga," kata Arya kepada wartawan, Senin (20/4/20).[Fhr]