telusur.co.id - Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan, presiden partainya Sohibul Iman pernah diminta Presiden Jokowi ke Istana, melalui Sekretaris Negara (Sekneg) Pratikno. Namun, PKS konsisten tetap memilih jalur di luar pemerintahan atau menjadi partai oposisi.
Pernyataan Mardani ini membantah anggapan alasan PKS memilih oposisi karena tak diajak Jokowi bergabung dalam kabinet jilid keduanya.
"Yang itu sangat mungkin (tawaran masuk koalisi). Tetapi kemaren Pak Sohibul menyampaikan bahwa Pak Pratikno meminta nanti sore Pak Jokowi minta ketemu dengan presiden partai," kata Mardani dalam acara diskusi publik Polemik bertajuk "Teka-Teki Menteri dan Koalisi" di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta, Sabtu (19/10/19).
Anggota DPR ini memastikan, PKS menyambut baik itikad Jokowi yang ingin merangkul semua partai agar mensukseskan kabinet jilid II.
"Beliau (Jokowi) sih niatnya baik merangkul semuanya, tetapi Pak Sohibul Iman bilang ‘oh siap’ pak (Pratikno), kita akan ketemu seperti tahun 2015,” bebernya.
Dijelaskan Mardani, pertemuan antara PKS dengan Presiden Jokowi pernah terjadi pada 2015. Namun, pertemuan itu dilakukan seusai Jokowi dilantik dan semua menteri sudah diumukan.
“2015 kami PKS ketemu Pak Jokowi sesudah pelantikan, sudah selesai semuanya, kita ketemu. Kebetulan saya diajak oleh Pak Sohibul Iman. Ketika ketemu Pak Jokowi di Istana, nuwun sewu Pak Jokowi, kami izin di luar pemerintahan, komunikasi dan silaturahmi tetap dibangun karena kita sesame anak bangsa, kebijakan Pak Jokowi yang sesuai kita akan dukung, tapi yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat yang punya kekurangan kita akan kritik,” tutur Mardani meriukan ucapan Sohibul Iman saat bertemu dengan Jokowi 2015 lalu.
Dan dijawab oleh Jokowi,”Oh kami dukung itu, saya apresiasi,"
Lagi pula, kata Mardani, partainya malahan sangat senang bila Jokowi tak ikut mengajak PKS masuk koalisi.
“Intinya malah baik Pak Jokowi nggak usah ngajak PKS. Kami insyaallah, istiqomah, kami oposisi" tukas Mardani.[Tp]