PKS Apresiasi Kabinet Indonesia Maju yang Diisi 55 Persen Profesional - Telusur

PKS Apresiasi Kabinet Indonesia Maju yang Diisi 55 Persen Profesional

Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Alhabsyi . Foto: Net

telusur.co.id - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Alhabsyi mengapresiasi susunan Kabinet Indonesia Maju yang telah diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut Aboe, komposisi kabinet Jokowi di periode kedua ini lebih baik dari periode sebelumnya.

“Saya mengapresiasi susunan Kabinet yang diumumkan tadi dari 34, sebanyak 21 berasal dari kalangan profesional. Ini berarti setidaknya ada 55 persen para menteri berasal dari kalangan profesional. Sedangkan sisanya sebanyak 45 persen berasal dari partai politik. Tentunya ini tidak dalam dikotomi keduanya, karena bisa jadi yang dari partai politik juga profesional di bidangnya,” kata Aboe kepada wartawan, Rabu (23/10/19).

Seperti diberitakan, Kabinet Indonesia Maju ini diisi 54 persen orang profesional dari 34 menteri. Di mana, dari jumlah itu, ada 18 kursi di antaranya diisi oleh sosok dari kalangan profesional non-parpol, sedangkan 16 kursi diisi oleh sosok berlatar belakang parpol.

Selain itu, Aboe juga mengapresiasi ditunjuknya nama-nama profesional yang sangat jauh dari dunia politik. Seperti penunjukan dr Terawan sebagai Menteri Kesehatan, Wisnutama sebagai Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif, dan Erick Thohir sebagai Menteri BUMN.

"Bisa jadi banyak ide besar dan kreatif yang mereka bawa untuk mengembangkan kementerian. Saya kira ini adalah langkah berani dari presiden yang bisa membawa harapan baru bagi masyarakat,” terang Aboe.

Aboe menyampaikan, sejumlah nama menteri yang diperkenalkan presiden adalah para incumbent yang selama ini memang telah diakui kemampuannya mengelola kementerian, misalkan saja Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, atau Retno Marsudi di Kementerian Luar negeri.

“Nama-nama tersebut pasti tidak akan diragukan oleh publik, karena selama ini dinilai memiliki kinerja yang baik,” ujarnya.

Namun, lanjutnya, ada juga nama yang mungkin juga terlihat asing pada pos kementerian yang ditugaskan. Misalkan saja, Nadiem Makarim dari CEO Gojek diberikan tugas sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

“Ini tentunya publik bertanya latar belakang penunjukan pebisnis sebagai Menteri Pendidikan. Tentu saya tidak meragukan kemampuan Mas Nadiem Makarim dalam mengelola bisnis, namun tak salah juga jika saya mengkhawatirkan nasib dunia pendidikan kita ke depan. Ini akan dilihat seperti ada gambling pada dunia pendidikan kita. Padahal ini adalah sektor yang sangat menentukan masa depan bangsa,” pungkas Aboe. [asp]


Laporan : Fahri Haidar


 


Tinggalkan Komentar