telusur.co.id - Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) mengajak partai , elite politik, hingga semua calon presiden untuk menjalankan politik kegembiraan menjelang Pemilu dan Pilpres 2024.
"Kami berharap Pemilu 2024 dapat kita jalankan dengan kegembiraan,” kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) GAMKI Sahat Martin Philip Sinurat, di Jakarta, ditulis Selasa (10/10/23).
GAMKI menolak dengan tegas jika ada oknum ataupun kelompok yang melakukan politisasi identitas, ataupun politisasi agama.”Mari kita lakukan politik santun dan beradab, yakni politik untuk kegembiraan rakyat," imbaunya.
Sebagai pemilih yang akan mendominasi pesta demokrasi pada tahun 2024 mendatang, generasi muda harus menjadi contoh dan garda terdepan dalam mewujudkan Pemilu yang cerdas, damai, dan berintegritas.
"Generasi muda harus aktif dan masif melakukan gerakan edukasi kepada masyarakat. Sebagai gerakan untuk melakukan edukasi, GAMKI melakukan Silaturahmi Kebangsaan ke berbagai tokoh lintas agama dengan topik utama bagaimana agar terwujud Pemilu yang damai tanpa polarisasi," ujarnya.
Silaturahmi Kebangsaan dilakukan sejak bulan September lalu hingga menjelang pelaksanaan Pemilu 2024.
"Silaturahmi Kebangsaan GAMKI bertujuan untuk merajut kebersamaan lintas agama dan menjaga Indonesia sebagai milik kita bersama. GAMKI mengajak pemuda lintas agama untuk berkolaborasi bersama dengan kegembiraan, tanpa tersekat-sekat oleh perbedaan agama," jelasnya.
Sebagai kunjungan pertama Silaturahmi Kebangsaan, GAMKI mendatangi Pondok Pesantren Cadangpinggan di Indramayu dan bertemu dengan KH. Abdul Syakur Yasin alias Buya Syakur.
Buya Syakur sebagai pendiri dan pengasuh Ponpes Cadangpinggan menyampaikan pandangan mengenai Indonesia yang seringkali terjebak dengan isu intoleransi.
“Indonesia tercipta juga atas kerja dan keringat kalian yang sering disebut minoritas. Oleh karena itu jangan kalian malu atau takut untuk beribadah dan menjalankan keyakinan beragama,” ucap Buya Syakur.
Buya Syakur yang pernah menjadi Ketua PPI Kairo, menekankan bahwa keberagaman akan menjadi indah bila satu dengan yang lain tidak saling mendominasi serta mewajarkan istilah mayoritas dan minoritas.
“Saya berharap anak muda selalu bersatu, bekerjasama lintas agama sehingga bisa mewujudkan Indonesia Emas 2045,” kata Buya Syakur.[Fhr]