telusur.co.id - Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay menilai, seorang pemimpin, semestinya diukur secara kualitatif, bukan hanya kuantitatif.
Artinya, jika kapasitas dan kualitasnya mumpuni, seseorang layak dan pantas jadi pemimpin. Meskipun, secara kuantitatif, usianya masih tergolong muda.
Diketahui, Koalisi Indonesia Maju (KIM) menduetkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menjadi capres-cawapres di Pilpres 2024
"Ada banyak orang tua, usianya sudah lebih dari cukup. Namun, leadership tidak ada. Kan tidak bisa dikasih jabatan. Kalau dipaksakan, bisa jadi berantakan," kata Saleh, dalam keterangannya, Selasa (24/10/23).
Sebaliknya, lanjut Saleh, banyak anak muda yang berprestasi. Meski secara kuantitatif usianya muda, namun memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. Jika memimpin, selalu berhasil dan membawa kebaikan bagi banyak orang.
"Anak muda seperti ini, ya sangat layak diberi kesempatan. Bahkan, bisa menjadi role model bagi anak-anak muda lainnya. Akan tumbuh banyak harapan. Paling tidak, akan ada harapan bagi siapa pun untuk menjadi seseorang," ujarnya.
Untuk itu, Saleh menegaskan, tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan ukuran-ukuran kuantitatif.
Bahkan, dalam ilmu pengetahuan sekali pun, pendekatan kuantitatif itu berbanding lurus dengan pendekatan kualitatif. Kebenaran kuantitatif selalu beriringan dengan kebenaran kualitatif.
"Jadi, tidak perlu dipertentangkan. Disandingkan saja. KIM sudah menyandingkan itu. Ada Prabowo yang dari sisi usia dan pengalaman sangat cukup. Dikombinasikan dengan Gibran yang secara kualitatif adalah pemimpin dan perwakilan anak muda. Saya yakin, hasilnya akan sangat baik," tukas Ketua Fraksi PAN DPR itu.[Fhr]