MITI: Setop Impor BBM dari Singapura, Jangan Cuma Wacana Bahlil - Telusur

MITI: Setop Impor BBM dari Singapura, Jangan Cuma Wacana Bahlil

Ilustrasi negara Singapura

telusur.co.id - Menyusul skandal korupsi impor BBM Pertamina yang untuk tahun 2023 saja diperkirakan mencapai Rp 193,7 triliun, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan dalam 6 bulan ke depan akan menyetop impor BBM dari Singapura. Alasannya, Singapura adalah negara yang tidak memiliki sumber minyak. 

Menurut Pembina MITI Mulyanto, ide tersebut perlu dipertimbangkan secara cermat dan seksama, baik dari sisi teknis maupun ekonomis. 

"Tidak boleh sekedar berbasis etno-nasionalis yang berlebihan. Karena bisa jadi publik menilai ini hanya sekedar akal-akalan saja untuk meningkatkan bargain politik komoditas dalam rangka 'ganti pemain' para mafia impor minyak," tegas Mulyanto kepada wartawan, Jumat (9/5/2025). 

Anggota Komisi Energi DPR RI 2019-2024 itu menganggap salah satu keunggulan Singapura adalah jaraknya yang dekat dengan Indonesia, dan harga minyak yang relatif kompetitif. Dia menilai, Pertamina perlu membuka ke publik harga impor ini agar semakin transparan. Di sisi lain, secara resiprokal, Singapura juga mengimpor gas dan listrik dari Indonesia.

"Selain jarak yang dekat dengan kita, Singapura memiliki total kapasitas kilang minyak mentah mencapai 1,5 juta barel per hari (BPH), sementara total kapasitas kilang kita hanya 1 juta BPH. Kilang-kilang nasional ini adalah warisan orde baru yang sampai hari ini belum ditambah," ucapnya. 

Jadi, lanjut Mulyanto, persoalan yang strategis adalah bagaimana Indonesia meningkatkan lifting minyak, yang terus melorot, serta memperbaiki kilang-kilang minyak nasional. 

"Sehingga kita dapat mengurangi ketergantungan impor BBM, yang mencapai 600.000 BPH atau hampir 60 persen kebutuhan nasional," terang Mulyanto. 

Untuk diketahui, Singapura memiliki total kapasitas kilang minyak mentah sekitar 1,5 juta barel per hari (bbl/d). Tiga kilang utama yang beroperasi di Singapura adalah kilang ExxonMobil (605.000 bbl/d), kilang Royal Dutch/Shell (500.000 bbl/d), dan kilang Singapore Refining Company (290.000 bbl/d). Kilang ExxonMobil di Jurong Island merupakan salah satu kilang minyak terbesar di dunia. 

Kilang-kilang ini memungkinkan Singapura untuk menjadi pusat pengolahan dan ekspor minyak terbesar kelima di dunia, meskipun tidak memiliki sumber minyak sendiri. 

Menteri ESDM menyampaikan ide untuk menyetop impor BBM dari Singapura 6 bulan ke depan, saat memberikan sambutan dalam diskusi bertajuk 'Arah Kebijakan Geostrategi dan Geopolitik Indonesia' yang digelar di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (8/5/2025).[Nug] 


Tinggalkan Komentar