Margarito: Jangan Berharap Banyak KPK yang Baru Selesaikan Kasus-kasus Besar - Telusur

Margarito: Jangan Berharap Banyak KPK yang Baru Selesaikan Kasus-kasus Besar

Pakar hukum tata negara, Margarito Kamis. (Foto: telusur.co.id/Fahri).

telusur.co.id - Pakar Hukum Tata Negara Margarito Kamis mengaku tidak terlalu berharap banyak kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang baru di bawah kepemimpinan Komjen Firli Bahuri cs dalam penegakkan hukum kasus korupsi, terutama kasus-kasus besar seperti kasus BLBI, dan Bank Century, dan kasus e-KTP.

Pasalnya, kata dia, KPK tidak akan bisa berbuat banyak saat berhadapan dengan kekuatan politik. Bahkan dia menyebut, di negara demokrasi manapun, termasuk di Indonesia, hukum selalu kalah dengan politik. 

Hal itu disampaikan Margarito dalam diskusi publik Lembaga Advokasi Untuk Demokrasi dan Pembangunan (LANDEP) bertajuk "KPK di Persimpangan Jalan, Antara Politik dan Hukum" di kawasanbRaden Saleh, Jakarta Pusat, Senin (16/12/19). 

"Jangan berharap banyak pada KPK yang baru ini. Karena setiap penegakkan hukum, setiap kasus besar itu pasti punya dimensi politik, itu pasti, dan hukum selalu kalah dengan politik. Dia akan lumpuh ketika berhadapan dengan orang kuat secara politik," kata Margarito.

"Karena hampir di seluruh negara demokrasi hukum itu diatur, dituntun oleh politik sehingga hukum tidak pernah mampu melawan. Jangankan kasus di Indonesia, kasus yang di negara raja demokrasi sekalipun hukum itu diatur oleh politik. Karena itu tidak mungkin KPK bisa menerobos itu (kasus besar)," sambungnya. 

Margarito menilai, dimensi politik dalam kasus besar seperti BLBI, dan Bank Century dan kasus e-KTP sangat tinggi. Sehingga, kata dia, kasus-kasus tersebut hanya akan timbul tenggelam tapi tidak benar-benar mampu dituntaskan oleh KPK karena berbenturan dengan kekuatan politik yang begitu kuat. 

"Kasus Century, e-KTP dan macam- macam itu dimensi politiknya tinggi sekali. Tidak mungkin itu tuntas karena soal politik begitu kuat, dan saya tidak melihat ada potensi KPK berani menerobos batas itu, tidak mungkin," tutur Margarito. 

"Ya (kasus-kasus besar) begitu-begitu aja, sekedar ada, timbul tenggelam timbul tenggelam, bikin rame doang, tidak kurang dan tidak lebih. Karena tidak mungkin menembus batas kekuatan politik itu," tandasnya. [Tp]


Tinggalkan Komentar