telusur.co.id -Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan Fatwa Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina.
Poin dari fatwa tersebut mengibauan umat Islam untuk menghindari penggunaan produk yang berafiliasi dengan agresi Israel ke Palestina.
Anggota Komisi XI DPR Ahmad Najib Qodratullah menilai gerakan boikot produk yang berafiliasi dengan Israel, harus diikuti dengan kemandrian ekonomi bangsa.
Menurutnya, semangat dalam membela Palestina harus menjadi titik balik bagi Indonesia untuk mengembangkan produk-produk lokal.
“Spirit membela Palestina menjadi titik balik bagi kita atas nama bangsa bahwa bangsa Indonesia sedapat mungkin untuk mandiri secara ekonomi, dan momentum ini jangan menjadi negatif dalam outputnya,” kata Najib, Kamis (16/11/23).
Ia menambahkan, Indonesia jangan hanya mampu memboikot berbagai produk berafiliasi Israel, namun momen ini harus menjadi sebuah gerakan untuk mandiri secara ekonomi melepaskan bentuk ketergantungan.
“Jangan hanya mampu boikot produk ini itu, tapi lebih jauhnya bangsa ini perlu segera berjuang untuk mandiri melepaskan segala bentuk ketergantungan,” tuturnya.
Gerakan mandiri ekonomi perlu dilakukan sedini mungkin karena Indonesia juga berpotensi mendapatkan embargo atas alasan berbagai kepentingan.
Najib mengingatkan, Indonesia sedianya sudah pernah di embargo oleh negara barat soal urusan alutsista.
Indonesia pernah merasakan pahitnya embargo Amerika Serikat pada tahun 1995-2005. Saat itu negeri Paman Sam tersebut mengembargo TNI dan pemerintah Indonesia karena dianggap melakukan pelanggaran hak asasi manusia atau HAM di Timur Leste.
“Ingat bisa saja suatu saat kita di embargo dengan berbagai kepentingan, dan ini sudah pernah kita rasakan saat negara barat embargo alutsista misalnya,” papar Najib.
Najib menilai, gerakan kemandirian ekonomi bisa dimulai dari berbagai sektor seperti pangan, energi dan lainnya. Najib berharap, pemerintah dapat memfasilitasi gerakan kemandirian secara ekonomi.
“Sektor pangan, energi dan sektor strategis lainya. Tentu spirit produk lokal sekaligus membangkitkan kemandirian dalam produk harus terus di fasilitasi,” tukasnya.[Fhr]