telusur.co.id - Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi Partai NasDem, M Rizky, mengkritisi kebijakan operasional Bank BJB yang dinilai boros dalam belanja iklan dan promosi. Ia menyebut ratusan miliar rupiah yang dihamburkan untuk biaya promosi itu sebagai bentuk pengelolaan anggaran yang tidak produktif dan rawan mubazir.
“Anggaran sebesar itu tidak memberi dampak signifikan terhadap pertumbuhan nasabah baru, khususnya dalam pembukaan rekening tabungan. Kalau terus seperti ini, kita hanya memperkaya papan reklame dan vendor iklan, tapi tidak memperkuat ekonomi rakyat,” tegas Rizky.
Menurut Rizky, pola belanja seperti itu justru menjadi salah satu penyebab kecilnya dividen yang disetorkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Padahal, dana yang seharusnya bisa kembali ke kas daerah itu dapat dialihkan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat.
“Bayangkan kalau anggaran promosi itu dialihkan untuk memperbaiki sanitasi di pesantren, membangun ruang kelas madrasah, atau memperkuat sarana belajar anak-anak di pelosok. Kita bicara tentang kebutuhan nyata umat, bukan sekadar pencitraan,” katanya.
Politisi muda Partai NasDem itu juga menyoroti pentingnya keberpihakan terhadap kelompok yang selama ini menjadi tulang punggung peradaban, yakni kalangan pesantren dan madrasah. Ia menilai, keberpihakan anggaran kepada sektor ini jauh lebih tepat sasaran dan selaras dengan amanat pembangunan Jawa Barat yang adil dan inklusif.
“Kita ini provinsi dengan ribuan pesantren dan jutaan santri. Kalau BJB masih asyik promosi lewat baliho mewah dan iklan mahal tapi lupa berkontribusi nyata untuk infrastruktur pendidikan umat, itu tandanya orientasi mereka perlu dikoreksi,” tutup Rizky. [ham]