telusur.co.id - Para pejabat dan Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan tiga warga Palestina gugur akibat serangan pasukan Israel dalam dua insiden terpisah di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Dikutip Rai Al Youm, Sabtu (8/7/23), dua pemuda, Hamza Maqbool dan Khairi Shaheen, gugur dalam serangan Jumat pagi (7/7/23) di Nablus, sedangkan korban ketiga, Abdul Jawwad Saleh, gugur ditembak oleh pasukan Israel di desa Umm Safa, yang bersebelahan dengan Ramallah, pada Jumat malamnya.
Serangan di Nablus itu disebut oleh beberapa penduduk setempat sebagai “invasi”. Pasukan Israel menyerbu kota itu untuk mencari dua pemuda, yang satu di antaranya disebut-sebut berafiliasi dengan Brigade Syuhada al-Aqsa.
Dua pemuda itu dilacak dan dikepung sebuah rumah di Kota Tua Nablus, dan pasukan Israel menggunakan pengeras suara untuk meminta keduanya menyerah.
Dilaporkan bahwa sempat terjadi kontak senjata antara dua pemuda di rumah itu dengan tentara Israel, dan keduanya pun tertembak mati, sementara tiga orang lain terluka.
Keduanya diduga melakukan serangan penembakan terhadap polisi Israel pada pekan lalu, menurut militer Israel.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa krunya memindahkan jenazah dua syahid dari Kota Tua Nablus.
Sayap bersenjata dari Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina, salah satu faksi utama yang membentuk Organisasi Pembebasan Palestina, mengumumkan bahwa dua syahid itu adalah anggotanya yang telah menyerang polisi Israel.
Pasukan Israel di Nablus kembali menghadapi alat peledak, yang mendorong mereka untuk meminta lebih banyak bala bantuan.
Di Ramallah, Saleh, 24 tahun, ditembak mati dalam aksi protes oleh warga Palestina terhadap pos pemukiman ilegal Israel, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Warga Palestina mengatakan para pemukim melemparkan batu ke arah mereka, dan tentara Israel di tempat kejadian melepaskan tembakan.
Insiden itu terjadi kurang dari dua hari setelah serangan tentara Israel di kamp pengungsi Jenin yang menewaskan 12 warga Palestina dan melukai 140 lainnya, 30 di antaranya parah.
Serangan itu, yang memaksa ribuan orang melarikan diri, merupakan serangan Israel terbesar di Tepi Barat dalam lebih dari 20 tahun terakhir.
Israel telah melakukan serangan hampir setiap hari dan membunuh warga Palestina di Tepi Barat sejak Juni 2021 dalam upaya untuk menindak perlawanan bersenjata yang meningkat. [Tp]