telusur.co.id - Penyebaran wabah virus corona (Covid-19) di Indonesia kian masif. Pasien yang dinyatakan positif terus melonjak dan korban meninggal pun bertambah.
Pandemi virus corona juga berdampak pada sektor ekonomi tanah air. Akibatnya, nilai tukar rupiah melemah bahkan saat ini melewati level Rp 16 ribu per dolar AS.
Masalah virus corona yang berimbas pada ekonomi ini mendapat sorotan dari mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai.
Lewat akun Twitternya, Pigai mengunggah berita dari media online yang menulis soal berbagai arahan Presiden Joko Widodo untuk penanganan Covid-19.
Pigai mengatakan, tekanan bertubi-tubi dari internasional dan kritik keras sudah dirinya sampaikan jauh-jauh hari sebelum corona masuk ke Tanah Air .
Namun, sesalnya, pemerintah saat itu diam dan terkesan menyembunyikan informasi tentang corona. Kini semuanya sudah terlambat.
"Tekanan bertubi-tubi dari internasional, saya juga sempat kritik keras. Kenapa diam saat itu bahkan menyembunyikan Info tentang Conona," kicau Pigai dalam akun twitter-nya @NataliusPigai2, Jumat (20/3/20).
"Sekarang sudah terlambat!. Dollar sudah 16 Ribu, Ada 2 masalah besar; virus Corona dan Ekonomi. Kita saksikan!" sambungnya.
Sebelumnya, Juru bicara pemerintah untuk virus Corona Achmad Yurianto mengatakan, ada 309 yang terkonfirmasi positif corona.
Dari total kasus pada Kamis (19/3/20), yaitu terkonfirmasi 309 orang, dan baiknya ada yang sudah dinyatakan sembuh.
"Di DKI bertambah jadi 4 orang dinyatakan sembuh, total 13. Total keseluruhan kasus yang sudah sembuh ada 15 orang," kata Yuri dalam jumpa pers di BNPB.
Untuk kasus yang meninggal karena Covid-19 juga bertambah. Menurut Yuri, ada penambahan kasus yang meninggal di DKI Jakarta 5 orang, sehingga total menjadi 17 orang meninggal dunia.
"Penambahan di Jawa Tengah 1 meninggal, sehingga jumlahnya menjadi 3 orang," tuturnya.
Dijelaskan Yuri, di Bali ada 1 orang meninggal, Banten 1 orang, DKI menjadi 17, Jawa Barat 1, Jawa Tengah 3, Jawa Timur 1 dan Sumut 1.
"Maka total kematian adalah 25 persen. Total ini kurang lebih adalah sekitar 8 persen dari total kasus yang kita rawat ini," kata dia.
Dia menjelaskan, beberapa kasus yang meninggal karena Covid-19 berada pada bentang usia 45-65 tahun. Namun ada juga yang berusia 37 tahun.
"Kita perhatikan maka seluruhnya punya penyakit pendahulu atau kumorbid, dan sebagian besar diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung kronis. Beberapa lainnya adalah penyakit paru obstruksi menahun," tukasnya. [Asp]
Laporan : Tio Pirnando