telusur.co.id - Anggota Komisi VI DPR La Tinro La Tunrung meminta Menteri Investasi/Kepala BPKM Bahlil Lahadalia, Kepala BP Batam, menjelaskan mengenai dugaan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan dipakai untuk proyek strategis nasional (PSN) Rempang Eco-City.
Menurut La Tinro, penjelasan itu penting, mengingat sekecil apapun dana APBN harus diketahui oleh masyarakat.
"Ada informasi bahwa adanya dana APBN yang akan digunakan untuk investasi ini. Ini kan perlu penjelasan," kata La Tinro dalam rapat kerja Komisi VI DPR dengan Bahlil dan Kepala BP Batam di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (2/19/23).
Politikus Partai Gerindra ini mengingatkan, dana APBN tidak boleh digunakan untuk membantu proyek Rempang Eco-City. Biarkan dan dari para investor yang membangunnya. Sedangkan APBN harus dipergunakan sepenuhnya untuk kepentingan rakyat.
"Sehingga kita bisa mengetahui dan rakyat akan paham bahwa dana APBN itu digunakan untuk apa, dan bukan untuk membantu investasi itu. Karena pengertian orang semua bahwa investasi-investasi yang ada itu menjadi tanggung jawab investor nya," kata La Tinro.
La Tinro juga menyinggung soal kepemilikan lahan di proyek Rempang tersebut. Dimana, PT Makmur Elok Graha, pemegang hak eksklusif untuk mengelola serta mengembangkan Rempang Eco City, adalah anak perusahaan Grup Artha Graha, milik Tomy Winata.
La Tinro mempertanyakan hubungan Arta Graha dengan Xinji Grup sehingga mau berinvestasi membangun pabrik Rempang.
"Soal kepemilikan, karena orang tahu bahwa hak itu awalnya dari anak perusahaan Arta Graha, kalau nggak salah. Nah, bagaimana hubungan Xinji Group dengan Arta Graha ini. Karena ini bisa memberikan penjelasan seliweran diluar yang tak menentu dapat dengan jelas disampaikan kepada masyarakat," ucapnya.
La Tinro juga menyinggung kemampuan modal dari Xinji Group. Dari data yang dimilikinya, kemampuan modal perusahan Xinji tersebut sangat sukar diterima akan sehat, bila ingin berinvestasi mencapai senilai Rp174 di Rempang.
"Masalah permodalan Xinji yang hanya 400 juta US dolar sedangkan investasi itu kurang lebih 174 triliun juga bersileweran data-data ini memang secara logika kalau dengan mau modal 400 juta US dolar akan membangun investasi sampai dengan 1,2 miliar dolar, ini kan invisible, tidak masuk akal," kata dia.
Xinji Group diketahui terkesan digembor-gemborkan oleh pemerintah dengan rencana investasi jumbonya tersebut untuk membangun sejumlah pabrik di Rempang. Namun, La Tinro mengaku mendengar ada beberapa perusahaan yang juga akan menanam modal di Rempang, tetapi pemerintah hanya mengenalkan Xinji Group saja.
"Saya sudah mendengarkan bahwa ada beberapa group-grup lain masuk ke sana. Nah kenapa tidak ada penjelasan bahwa perusahan itu akan masuk, sehingga bisa terbantahkan data-data yang ada bahwa seakan-akan hanya Xinji yang masuk?" tanya La Tinro.[Fhr