telusur.co.id - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi telah melakukan literasi digital kepada lebih dari 14,6 juta orang. Program #MakinCakapDigital sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2021, berfokus pada peningkatan wawasan dan kecakapan digital masyarakat Indonesia.
Berdasarkan survei Hootsuit tahun 2021, pengguna internet aktif di Indonesia sudah mencapai 202,6 juta dengan pengguna aktif sosial media sebesar 170 juta pengguna, tumbuh 15,5 persen dari tahun 2020.
Pertumbuhan masif ini membuka ruang untuk meningkatnya penyalahgunaan teknologi informasi dan komunikasi serta internet, misalnya pencurian data, peretasan, penyebaran hoaks, dan sebagainya.
Menkominfo Johnny G Plate mengatakan, pihaknya berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi berupaya meningkatkan literasi digital masyarakat melalui program “Indonesia Makin Cakap Digital 2022”. Program ini bertujuan untuk membangun wawasan dan pengetahuan terkait literasi digital dalam bentuk webinar, talkshow dalam format hybrid, serta special event penunjang kegiatan literasi digital.
“Pada tahun 2022 akan diberikan pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta masyarakat. Kinerja literasi digital pun mulai menunjukkan peningkatan dari segi kualitas," ujar Johnny dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/8/22)
Kegiatan literasi digital diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi upaya menghentikan penyebaran berita hoaks serta dampak negatif dari penyalahgunaan internet melalui beragam program edukasi kecakapan literasi digital. Selain itu dengan cakap literasi digital dapat memacu individu untuk beralih dari konsumen yang pasif menjadi produsen yang aktif, baik secara individu maupun sebagai bagian dari komunitas.
Kemenkominfo bersama siberkreasi telah menyelenggarakan kegiatan webinar yang ke tujuh untuk kelompok masyarakat di wilayah Sumatra di bulan Agustus ini dengan tema “Tips Dunia Digital: Personal Branding Melalui Sosial Media”.
Webinar dihadiri lebih dari 1.300 orang, menghadirkan Fajria Fatmasari, Kepala Inkubator Bisnis Politeknik APP Jakarta & Praktisi Literasi Digital; Pradipta Nugrahanto, CEO & Co-founder Paberik Soeara Rakjat; dan Tio Prasetyo, Chief Business Officer Paberik Soeara Rakjat, sebagai narasumber.
Dalam webinar tersebut, Fajria Fatmasari membahas mengenai personal branding melalui sosial media ditinjau dari perspektif kecakapan digital. Menurutnya, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan personal branding melalui sosial media.
"Pertama, perlu dikenali karakteristik sosial media yang akan digunakan. Kedua, perlu dikenali perilaku target audiens dari platform sosial media yang dipilih. Ketiga, jalankan personal branding campaign secara konsisten. Terakhir, lakukan evaluasi atas personal branding campaign secara konsisten," kata Fajria.
Pradipta Nugrahanto memperkaya pembahasan mengenai personal branding melalui sosial media ditinjau dari perspektif etis digital. Di internet harus disadari jika aktifitas di ruang digital merupakan cerminan bagaimana kita di ruang ruang lainnya.
"Dengan demikian ingin dikenal seperti apa kita di ruang-ruang tersebut akan tergantung dengan perilaku dan etika. Dengan etika kita dapat memberikan impresi yang baik kepada orang lain terhadap diri kita," ujar Pradipta.
Tio Prasetyo melengkapi pembahasan mengenai personal branding melalui sosial media ditinjau dari perspektif pilar aman digital. Diakuinya, membangun personal branding tidak mudah dan perlu banyak waktu.
Akan menjadi sangat disayangkan jika personal branding yang sudah dirintis menjadi rusak karena akun sosial media diretas. Setidaknya ada empat tips menjaga keamanan aset digital yang dimiliki.
"Pertama, selalu berhati hati apabila menerima telepon dari nomor tidak diketahui. Kedua jangan membuka email atau jendela pop up yang mencurigakan. Ketiga, gunakan dan pilih password dengan kombinasi yang tidak ada hubungannya dengan kehidupan kita. Terakhir, selalu waspada dan amankan data pribadi kita," ucap Tio. (Tp)