telusur.co.id - Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Meutya Viada Hafid mengatakan almarhum Gubernur Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem, Mayor Jenderal TNI (Purn) I Gusti Kompyang (IGK) Manila, sebagai sosok yang rendah hati sekaligus tokoh sentral dalam mengawal transisi keterbukaan informasi pada Era Reformasi.
“Secara pribadi saya mengenal beliau mungkin sudah puluhan tahun. Sosok yang amat ramah, membimbing yang muda, selalu memberi keriangan dan semangat kepada anak-anak muda,” tutur Meutya saat melayat almarhum IGK Manila, di Kampus ABN NasDem, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (19/8).
Tak hanya kedekatan personal, Meutya juga menegaskan peran penting IGK Manila dalam sejarah komunikasi Indonesia.
“Beliau adalah senior kami di kementerian. Dulu masih bernama Departemen Penerangan, sekarang Komdigi. Beliau menjabat Sekjen yang mengawal transisi luar biasa, dari masa sebelum Reformasi hingga Reformasi. Pak IGK Manila adalah tokoh sentral yang mampu membawa Indonesia bertransformasi dalam keterbukaan informasi pada tahun 1998 hingga 2000,” ungkapnya.
Sebagai jurnalis sekaligus politisi, Meutya mengaku banyak belajar dari sosok IGK Manila.
“Banyak diskusi ketika saya baru masuk politik. Beliau selalu memberikan semangat, tidak pelit berbagi ilmu kepada politisi muda. Saat saya masih sangat muda, dua puluh tahun lalu, beliau banyak mengarahkan. Bahkan sebagai jurnalis pun, saya banyak belajar dari beliau,” kenang Meutya.
Menurutnya, IGK Manila adalah figur paripurna, memiliki jam terbang tinggi, namun tetap rendah hati.
“Itu yang kita kenal dari sosok Pak IGK Manila. Beliau selalu membawa kebahagiaan bagi orang-orang di sekitarnya. Mudah-mudahan beliau memperoleh tempat yang terbaik,” tutupnya. [ham]