telusur.co.id - Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Fadli Zon mengkritik keras keputusan Presiden Jokowi yang menggandeng Tony Blair sebagai pengarah dalam proyek pembangunan ibukota baru.
Ditegaskan Fadli, Tony Blair bukan ahli dan pakar dalam tata ruang apalagi dalam proses pembangunan serta pemindahan ibukota. "Tony Blair nggak ahli dalam soal pemindahan ibukota," tegas Fadli, Senin.
Pada Jumat lalu, Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan dengan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, CEO SoftBank Masayoshi Son, dan Putra Mahkota Uni Emirat Arab, Syekh Mohammed bin Zayed Al Nahyan.
Ketiganya didaulat sebagai dewan pengarah dalam proyek pembangunan ibukota pengganti Jakarta itu.
Fadli melanjutkan, Tony Blair yang merupakan mantan perdana menteri Inggris tidak lebih dari seorang yang suka dan gemar membuat berita bohong atau hoaks. "Dia ahli bikin hoax bahwa Irak punya senjata pemusnah massal (WMD) sehingga akhirnya digempur tahun 2003," beber Fadli.
Akibat hoaks yang dibuatnya, negara Irak sekarang masih hancur dan belum bisa bangkit dari keterpurukan yang digulirkan oleh Tony Blair. "Harusnya Tony Blair diadili dalam sidang kejahatan kemanusiaan," pintanya.
Seperti diketahui, Presiden Jokowi terus melakukan loby ke berbagai negara untuk mempercepat proses pembangunan ibukota baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. [ham]