Isu Xinjiang Diduga Ditunggangi Amerika, Indonesia Harus Waspada - Telusur

Isu Xinjiang Diduga Ditunggangi Amerika, Indonesia Harus Waspada

Seminar IMCC dan Sino Nusantara Institute (Ist)

telusur.co.id - Isu Muslim Uighyur di Xinjiang, kerap digunakan negara barat untuk menekan China. Sehingga diharapkan negara-negara muslim akan membenci negeri Tirai Bambu tersebut.

Hal tersebut disampaikan Direktur Indonesia Muslim Crisis Center (IMCC), Robi Sugara dalam sebuah seminar dengan bersama Sino Nusantara Institute, dengan tema "Politisasi Xinjiang: Kasus Propaganda Hitam Amerika di Negara-Negara Muslim dalam Menekan China”.

Dalam seminar yang digelar di Aula Padepokan Aswaja, Pisangan, Tangerang Selatan, Banten ini, Robi menjelaskan, salah satu tujuan diselenggarakan seminar publik ini adalah karena isu Xinjiang yang dipolitisasi. Sehingga membuka kemungkinan kelompok-kelompok teroris di Indonesia memasukan Etnis China, Warga Negara China dan kepentingan China di Indonesia menjadi sasaran target teroris.

“Jadi sejak politisasi Xinjiang membawa isu muslim Uighyur atas dugaan refresif oleh pemerintah China ke internasional, maka kelompok teror juga memasukan China sebagai target terror mereka,” ungkap Robi yang juga dosen di Hubungan Internasional, FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dosen Hubungan Internasional FISIP UIN Jakarta, Mutiara Dewi menegaskan, politisasi Xinjiang bisa menjadi positif atau negatif. Positif bagi negara atau kelompok yang tidak memiliki kekuatan (powerless), maka bisa dijadikan sebagai senjata untuk bertahan dari ancaman pihak-pihak aktor internasional yang memiliki kekuatan (power).

"Sementara, bisa menjadi negatif ketika digunakan oleh negara yang memiliki kekuatan seperti Amerika. Sebagaimana Amerika sering menggunakan propaganda yang negatif terhadap negara-negara yang dianggap akan menggangu stabilitas politik dan keamanannya," kata dia.

Kemudian Pengamat Politik Hubungan Internasional, Ahmad Syaifuddin Zuhri menjelaskan, isu Xinjiang dijadikan oleh Amerika dan Barat sebagai alat politisasi untuk menekan China. Dalam propagandanya, Amerika menyebut, terjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia di Xinjiang.

Menurut Zuhri, bahwa propaganda itu terencana dan tersuktur melalui media Barat yang diolah dan dikembangkan ke negara-negara berkembang, diproduksi berulang dalam bentuk narasi yang sama.

"Contohnya soal pelarangan puasa untuk umat Islam di sana. Padahal mereka baik-baik saja dalam menjalankan ibadah puasanya,” ungkap Zuhri.

Lebih jauh Penulis Buku Islam di China, Novi Basuki menuturkan, bukan kali pertama Xinjiang dijadikan alat politik oleh negara di luar China. Jauh sebelum Amerika, Inggris dan Soviet juga pernah melakukan propaganda dengan mengatasnamakan Xinjiang.

"Jadi apa yang dilakukan Amerika dan Barat saat ini dalam bentuk yang sama dengan sebelumnya dalam mempolitisasi Xinjiang,” jelas Novi.

Seperti diketahui, IMCC merupakan Lembaga yang fokus pada isu-isu terorisme di Indonesia. Sementara Sino Nusantara Institute fokus ke bidang politik-ekonomi antara Indonesia dan China. (Fhr)


Tinggalkan Komentar