telusur.co.id - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani menanggapi kekhawatiran Israel atas pulihnya hubungan Suriah dengan negara-negara Arab. Melalui akun Twitter-nya, Kanani menulis, ”Tiap kali jalur diplomasi dan kesepahaman di Asia Barat menguat, aksi-aksi petualangan Rezim Zionis pun akan bertambah.”

“Sebabnya jelas: eksistensi dan keberadaan Rezim Israel dibangun di atas perang, ketidakamanan, dan penciptaan perpecahan di Kawasan. Tentu Israel tidak bisa lari dari kehancuran dari dalam,” katanya, dikutip Farsnews, Rabu (5/4/23).

Di lain pihak, Biro Intelijen Militer (Aman) telah melayangkan peringatan langka kepada para petinggi keamanan-politik dan panglima Tentara Israel. Aman menyatakan bahwa “kekuatan prevensi Israel di hadapan musuh-musuhnya tengah mengeropos”.

Harian Israel Hayom menulis, ”Prevensi Israel di hadapan musuh-musuh tengah merosot. Kondisi strategis Israel juga lebih memburuk. Ada kekhawatiran bahwa situasi ini akan kian memburuk di tengah perkembangan cepat di kancah dalam serta luar negeri”.

Aman berpendapat bahwa sebab utama situasi ini adalah “kelemahan” yang disadari musuh-musuh Israel sebagai akibat perpecahan internal terkait reformasi sistem peradilan.

Sebab lain, menurut Aman, adalah keruhnya hubungan Israel-AS yang menguntungkan Iran. Iran percaya bahwa tanpa dukungan AS, Israel tidak mampu melawannya atau menyerang fasilitas nuklirnya.

Aman menilai bahwa dampak langsung dari memburuknya hubungan Tel Aviv-Washington adalah “mendekatnya kawan-kawan Israel di Kawasan kepada Iran”. Hal ini terlihat jelas dalam rekonsiliasi Iran dengan Saudi dan Bahrain, juga penyambutan hangat untuk Menlu Iran di Kairo. [Tp]