telusur.co.id - Hizbullah Lebanon pada hari Sabtu (28/1/23) merilis statemen terkait operasi berani syahid di Quds (Yerusalem) pada Jumat malam, yang menewaskan sejumlah orang Israel.
Dalam statemennya, Hizbullah menyatakan solidaritas penuh untuk bangsa dan faksi-faksi pejuang Palestina, serta mendeklarasikan dukungannya kepada operasi-operasi serupa, sebagai bentuk penangkalan terhadap berlanjutnya agresi-agresi Rezim Israel.
“Kami mengecam standar ganda sejumlah Pemerintahan Barat dan Arab serta kebungkaman mereka terhadap kejahatan Israel di Jenin,” tegas Hizbullah, seperti dikutip Farsnews, Sabtu (28/1/23).
Sementara itu, Jubir Jihad Islam, Tariq Salma mengatakan, pernyataan sikap instan para Dubes Uni Eropa dan AS terkait operasi heroik di Quds kembali memperlihatkan standar ganda Barat.
“Negara-negara ini dan berbagai organisasi hanya membisu dan lidah mereka kelu di hadapan aksi pembantaian yang tiap hari menargetkan wanita serta anak-anak Palestina dan mencabut nyawa puluhan manusia tak berdosa,” kata Salma.
“Statemen negara-negara Eropa secara jelas menunjukkan ketiadaan norma dan keberpihakan mereka terhadap terorisme Israel,” imbuh Salma.
Pada Jumat (27/1/23) malam, media-media Israel mengabarkan bahwa seorang warga Palestina bernama Khayri Alqam menyerang orang-orang Israel di perkampungan Neve Yaakov di utara Quds. Sedikitnya 7 orang Israel tewas ditembak, sementara 10 orang mengalami luka dan sebagian dari mereka dikabarkan dalam kondisi kritis.
Faksi-faksi pejuang Palestina menegaskan, operasi berani syahid Quds adalah respons terhadap serangan brutal Tentara Israel ke kamp pengungsi Jenin pada Kamis lalu. Kabar terbaru menyebutkan bahwa 11 warga Palestina gugur dan sedikitnya 20 orang terluka akibat serangan tersebut. [Tp]
