Heru Sebut Pembenahan Kawasan Kumuh di Jakarta Bukan Hanya Tugas Pemprov  - Telusur

Heru Sebut Pembenahan Kawasan Kumuh di Jakarta Bukan Hanya Tugas Pemprov 

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. (Foto: telusur.co.id/Tegar).

telusur.co.id - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebut penataan kawasan kampung kumuh yang ada di Ibu Kota bukan hanya tugas Pemprov DKI saja. 

Namun, katanya, pihak-pihak terkait juga memilih tanggung jawab yang sama dengan Pemprov DKI untuk membenahi permukiman kumuh tersebut.

“Ya kan membangun Jakarta enggak harus Pemerintah Provinsi. Pemerintah daerah bisa (memperbaiki) salurannya, bisa sarana prasarana. Pihak lain yang mau menyumbang kan bisa saja membangun merevitalisasi rumah warga, kan bisa,” kata Heru di Taman Cempaka, Jakarta Timur, Selasa (22/3/23).

Heru menuturkan, dalam membangun Indonesia harus dilakukan secara bersama-sama dan kolaborasi. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh elemen untuk sama-sama membangun kawasan kumuh.

“Contoh ya, rumah kumuh ada saluran, Pemda yang bikin saluran. Ada septic komunal, warga yang ngasih tempat, Pemda yang bangun. Ada saluran, ada sarana prasarana, jalan, rumah-rumah warga yang perlu dibangun, ada masuk CSR, simpel-simpel aja bangun Jakarta, happy-happy ya, sukses Jakarta untuk Indonesia,” beber Heru.

Sebelumnya, Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk segera membenahi pemukiman kumuh yang berada di beberapa wilayah Jakarta.

Termasuk yang menjadi sorotan, yakni di kawasan padat penduduk di Kecamatan Johar Baru dan Kelurahan Tanah Tinggi, Jakarta Pusat yang notabene tak jauh lokasinya dari Istana Negara.

“Ini penting sekali masalah di Jakarta Pusat karena masih ada yang jaraknya satu kilometer dari Istana yang jadi daerah kumuh. Di Johar Baru, Tanah Tinggi, kita minta ini diperhatikan. Ke sana (lihat langsung) untuk berbuat sesuatu,” ujar Prasetyo di Jakarta, dikutip Senin (20/3/23).

Selain itu, Prasetyo turut mengkhawatirkan kesehatan warga yang tinggal di pemukiman padat penduduk itu.

Sebab ia pernah mendapat keluhan warga yang kesulitan untuk beristirahat karena tempat tinggal yang terbatas.

“Kondisi pemukiman di Johar Baru, Tanah Tinggi itu bisa tiga shift tidurnya, karena di sana kemiskinannya terlihat,” ujarnya. [Fhr]


Tinggalkan Komentar