telusur.co.id - Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago mempertanyakan alasan Presiden Joko Widodo memasukkan nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai salah satu kandidat Kepala Badan Otorita Ibu Kota Negara.
Menurut Pangi, seharusnya Jokowi membiarkan Ahok fokus pada jabatannya sekarang yaitu Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).
"Pak Jokowi pasang badan untuk pak Ahok jadi gubernur di ibu kota baru? Ini jelas ngak rasional dan tidak commen sense," kata Pangi kepada wartawan, Senin (9/3/20).
Selain Ahok, Presiden Jokowi pada Senin (2/3/20) menyebut ada tiga kandidat lain, yaitu Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro, Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tumiyana, dan Bupati Banyuwangi Azwar Anas.
Menurut Pangi, Jokowi ini seolah sedang berjudi membangun ibu kota baru yang sampai sekarang belum mendapat dukungan dari masyarakat.
Karena itu, Pangi mencurigai ada ambisi dan agenda kepentingan besar di balik perpindahan ibu kota negara tersebut.
Padahal, kata dia, dalam visi dan misi Jokowi pada Pilpres 2019 lalu, tidak ada wacana perpindahan ibu kota.
"Nggak ada agenda tersebut dalam visi dan misi beliau, dalam kampanye beliau, tiba tiba beliau ngotot betul memindahkan ibu kota, ada bau amis yang dicurigai publik ke arah sana," tandasnya. [Fhr]