telusur.co.id - Jubir Hamas, Abdullatif al-Qanu’ menyatakan bahwa kelompoknya tidak berharap kepada hasil Pemilu Israel. Dia menyebut bahwa Rezim Penjajah itu tengah menghadapi keruntuhan dari dalam.

“Semua partai Israel adalah partai-partai yang memusuhi bangsa Palestina,” kata al-Qanu’ saat diwawancarai al-Ahed, Rabu (2/11/22).

Ia menambahkan, Pemilu Israel tidak akan memberikan legalitas kepada Rezim Zionis itu, sebab rezim ini dengan semua pilar sosial, politik, dan keamanannya adalah Rezim Penjajah.

Al-Qanu’ menegaskan, bangsa dan Perlawanan Palestina berhak menghadapi Rezim Penjajah dan kabinet radikalnya yang membunuhi warga Palestina.

Al-Alam melaporkan, para pemukim Israel sama sekali tidak peduli pada proses Pemilu lantaran krisis-krisis politik yang terjadi di tubuh Rezim Israel. Komisi Pusat Pemilu Israel mengakui, sambutan para pemukim terhadap pemungutan suara sejak jam-jam pertama Pemilu pada Selasa kemarin sangat rendah.

“Pemilu Rezim Zionis berlangsung di saat krisis politik dan partai memuncak di pentas politik Israel. Di saat bersamaan, pergerakan Perlawanan Palestina, terutama di Tepi Barat, terus meningkat dan membuat aparat intelijen-spionase Israel kewalahan menghadapinya,” lapor jurnalis al-Alam.

Pada Selasa kemarin, pemimpin oposisi Israel, Benyamin Netanyahu berkeliling dengan mobilnya dan meminta agar warga Israel segera memberikan suara mereka di pos-pos yang telah ditentukan.

Kantor berita Shehab memublikasikan sebuah klip yang menunjukkan Netanyahu memegang pengeras suara di salah satu perkampungan Tel Aviv. 

”Kami sama dengan (Yair) Lapid. Sekarang setiap suara itu penting. Kami minta dari semua orang untuk keluar dan segera memberikan suara,” kata Netanyahu. [Tp]