Hamas: Kota Quds Itu Garis Merah, Israel akan Musnah Jika Melangkahinya - Telusur

Hamas: Kota Quds Itu Garis Merah, Israel akan Musnah Jika Melangkahinya

Pemimpin Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar . (124news.tv).

telusur.co.id - Kota Quds atau Yerussalem merupakan garis merah di mana Israel akan musnah jika melanggarnya.

Begitu ditegaskan Pemimpin Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar dalam jumpa pers pertama kali sejak gencatan senjata mulai diberlakukan pada Jumat pekan lalu, yang dikutip Raialyoum, Kamis (27/5/21) 

“Kami menerima gencatan senjata jangka panjang jika rezim pendudukan (Israel) keluar (dari perbatasan 1967), permukiman dibongkar, para pengungsi pulang, dan kamipun mendirikan pemerintahan di bagian dari tanah kami,” ungkapnya.

Dia menegaskan bahwa kubu perlawanan Palestina dalam konfrontasi terbaru yang berlangsung selama 11 hari ingin menyampaikan pesan kepada musuh dan dunia bahwa “cukuplah kiranya Israel bermain api”.

“Kami mulai dengan menembakkan roket, pertama adalah agar rezim pendudukan mengetahui bahwa ada para ksatria yang melindungi Al-Aqsa. Dalam satu menit kubu perlawanan dapat melesatkan ratusan roket berjarak jangkau 200 kilometer,” tandasnya.

Menurutnya, dalam konfrontasi itu Israel gagal membidik para pemimpin politik, militer dan keamanan Hamas serta pusat komando para pejuang Palestina.

“Israel berusaha menghabisi 500 elit pejuang dengan kecohan serbuan darat tapi gagal,” ujar Sinwar.

Dia lantas  menyebutkan bahwa Israel hanya membunuh 15 orang pemimpin Hamas dari barisan kedua, ketiga dan keempat.

Dia menambahkan bahwa Hamas memiliki terowongan-terowongan bawah tanah sepanjang 500 kilometer di mana hanya 5 persen diantaranya yang rusak terkena serangan Israel dalam konfrontasi tersebut.

Mengenai normalisasi hubungan Israel dengan sejumlah negara Arab, Sinwar mengatakan, rezim pendudukan (Israel) bergegas menuju normalisasi pada tahun lalu, kemudian mengira dapat melakukan apa yang dikehendakinya. 

"Rezim pendudukan tidak tahu bahwa normalisasi itu hanyalah dengan penguasa dan sekelompok kecil, sedangkan umat (Arab dan Islam) ini jantungnya berdetak dengan cinta Quds dan Al-Aqsa,” tegasnya.

Sinwar juga memastikan bahwa para pejuang Palestina berhasil “menempatkan ulang urusan Palestina di meja dunia sehingga tak dapat diabaikan”, dan keadaan “setelah Mei 2021 berbeda dengan sebelumnya”. [Tp]


Tinggalkan Komentar