telusur.co.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mempertimbangkan usulan perubahan nama jalan dengan nama tokoh Betawi. Anies menilai usulan ini sangat layak untuk dipertimbangkan secara serius.
"Usulan-usulan untuk menggunakan nama jalan dengan nama tokoh Betawi layak dipertimbangkan secara serius dengan berbagai konteks yang harus jadi pertimbangan," kata Anies Baswedan pada kegiatan Webinar Perubahan Nama Jalan di Provinsi DKI Jakarta bertema "Meneguhkan Provinsi DKI Jakarta sebagai Pusat Perjuangan serta Kejayaan Bangsa dan Negara".
Menurut Anies, budaya Betawi merupakan salah satu unsur masyarakat yang memfasilitasi peristiwa penting dalam perjalanan bangsa dan negara Indonesia di Jakarta.
"Masyarakat Betawi ini memfasilitasi terjadinya proses persenyawaan antar unsur berbagai bangsa yang terjadi di kota ini," ujarnya.
Meskipun demikian, Anies mengingatkan bahwa unsur historis juga perlu dipertimbangkan dalam perubahan nama jalan tersebut.
Sementara itu, Ketua Komite III DPD RI Sylviana Murni menyebutkan bahwa komunitas masyarakat Betawi mengusulkan beberapa nama tokoh Betawi. Nama-nama ini diusulkan untuk mengubah nama jalan di Ibu Kota.
Sejumlah nama tersebut antara lain Ismail Marzuki diusulkan mengubah Jalan Cikini Raya, nama H Darip diusulkan mengubah Jalan Bekasi Timur Raya, nama Mahbub Djunaedi menggantikan Jalan Salemba Tengah, nama Guru Marzuki menggantikan Jalan Masjid Jatinegara, dan nama Habib Ali Kwitang mengubah Jalan Kembang III.
Menurut Sylviana, usulan ini berangkat dari keinginan untuk mengenang jasa dan semangat dari para tokoh Betawi tersebut dalam menjalani kehidupan dan dalam perjuangannya.
"Dengan usulan tersebut, kami berharap akan tertularkan spirit dari para tokoh Betawi dalam menjalani kehidupan, di lain sisi juga kita ingin jalanan Ibukota jadi makin harum tiap kali kita menatap bisa mengingat dan mempraktekkan semangat perjuangannya," ucap Sylviana.
Sementara itu, sejarawan JJ Rizal menilai, setiap nama jalan memiliki kepingan memori untuk sebuah daerah. Menurutnya usulan perubahan nama jalan harus memperhitungkan betul nama jalan yang akan diubah, karena pasti ada muatan nilai-nilai sejarah didalamnya dan harus mempertimbangkan respons atas masukan dan kritik terhadap perubahan nama jalan yang diusulkan.
Laporan: Nadhifa Putri Nauramiyanti