telusur.co.id - Perekonomian Indonesia dinilai masih dapat tumbuh positif dalam kisaran 4,75 hingga 5 persen tahun ini dan 4,8 hingga 5,6 persen pada 2025.
Pasalnya peningkatan itu didasari oleh dukungan kinerja ekspor, tingkat konsumsi golongan menengah dan atas, serta investasi.
Demikian diungkap Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam pembukaan Mandiri Investment Forum di Jakarta, Selasa (5/3/24).
“Kinerja perekonomian Indonesia memang masih belum optimal (below potential output) sehingga masih ada ruang untuk berkembang. Kinerja ekonomi kita masih akan terus meningkat,” ujar Perry.
Bank Indonesia memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai level puncak pada 2027.
Demi memaksimalkan potensi tersebut, ia menuturkan bahwa pihaknya kini fokus memastikan tingkat inflasi terjaga pada kisaran 2,5 plus minus 1 persen dalam dua tahun mendatang.
Dia menyatakan bahwa Bank Indonesia memproyeksikan tingkat inflasi tahunan akan mencapai 2,8 persen pada 2024 dan turun menjadi 2,6 persen tahun depan.
Perry juga menyoroti potensi pertumbuhan sektor perbankan yang menurutnya masih akan didukung oleh pertumbuhan kredit yang mencapai dua digit, yaitu sekitar 11 hingga 13 persen.
Untuk mendorong pertumbuhan ini, ia menyampaikan bahwa pihaknya akan melanjutkan pemberian insentif likuiditas untuk mendukung bank untuk memperluas pemberian pinjaman.
Dia menyebutkan bahwa total insentif yang disiapkan yaitu sebesar Rp268 triliun, namun baru terpakai sekitar Rp150 triliun.
“Semakin besar pinjaman yang diberikan, kami akan memberikan semakin banyak insentif likuiditas,” ucap Perry.[]