telusur.co.id - Wakil Ketua Komisi VIII, Ace Hasan Syadzily meminta pemerintah pusat dan daerah mengalokasikan anggaran untuk rapid test terhadap para santri yang hendak balik ke pesantren.

"Bagaimana mungkin Pesantren dapat mendapatkan alat seperti itu? Mudah-mudahan masuk dalam anggaran 2,3 T," ungkap Ace, Selasa.

Untuk merealisasikan hal itu, Ace dalam rapat dengan Menteri Agama, meminta pemerintah untuk penyediaan alat pencegah penyebaran Covid-19 disediakan pemerintah, baik pusat dan daerah. Terutama rapid test, harus disediakan Pemerintah di pesantren.

"Pada bagian akhir dari Rapat ini, saya menyampaikan pentingnya peran Pemerintah dalam menyediakan Rapid Test di Pesantren," katanya.

Politisi Partai Golkar inipun mengingatkan pemerintah khususnya Kemenag agar tidak hanya membuat panduan masuk pesantren, tetapi juga harus menyediakan fasilitasnya.

"Jangan hanya membuat panduan new normal saja, tapi kewajiban utamanya memberikan fasilitas pencegahan Covid-19," tandas Ace.

Sebelumnya, kiai Kholil Nafis mempertanyakan para santri yang mau balik ke pesantren harus bayar untuk rapid test. Diapun mempertanyakan anggaran besar untuk apa saja.

"Kemana ya uang 405 T yang sekarang naik 667 T. Ini anak-anak santri mau balik ke pesantren harus rapit tes masih bayar. Lah anak saya minggu lalu mau ke malang untuk lulusan sekolahnya di Airport Halim harus rapid tes Bayar 400 ribu. Bener nihh serius nanya kemana uang kita sebanyak itu ya?" tanya kiai Kholil. [ham]