telusur.co.id - Duta besar Afrika di China telah menulis surat protes kepada menteri luar negeri negara China karena mendapatkan perlakuan diskriminasi.
Beberapa negara Afrika secara terpisah juga menuntut agar Cina mengatasi kekhawatiran mereka bahwa orang Afrika, khususnya di kota Guangzhou Selatan, dianiaya dan dilecehkan.
Dalam beberapa hari terakhir, orang-orang Afrika di Guangzhou melaporkan diusir dari apartemen mereka oleh tuan tanah mereka, diuji untuk virus corona beberapa kali tanpa diberi hasil dan dijauhi dan didiskriminasi di depan umum. Keluhan tersebut telah dibuat di media lokal, dan di media sosial.
Catatan duta besar Afrika mengatakan "stigmatisasi dan diskriminasi" seperti itu menciptakan kesan keliru bahwa virus itu disebarkan oleh orang Afrika.
"Kelompok Duta Besar Afrika di Beijing segera menuntut penghentian pengujian paksa, karantina dan perlakuan tidak manusiawi lainnya yang dijatuhkan kepada orang Afrika," katanya dilansir Reuters.
Surat itu dikirim ke Anggota Dewan Negara Wang Yi, diplomat top pemerintah Cina, yang menyalin ketua Uni Afrika, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, dan semua menteri luar negeri Afrika.
Menanggapi hal itu, juru bicara kementerian luar negeri Cina Zhao Lijian dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan Minggu membantahnya.
"Otoritas Guangdong sangat mementingkan beberapa negara Afrika dan segera bekerja untuk meningkatkan metode kerja mereka," katanya.
"Teman-teman Afrika dapat mengandalkan penerimaan yang adil, ramah, dan bersahabat di Cina," katanya, seraya menambahkan bahwa kementerian luar negeri akan tetap berkomunikasi dengan pihak berwenang Guangdong dan menangani "kekhawatiran Afrika yang masuk akal dan banding yang sah".
Pernyataan Zhao tidak merujuk catatan duta besar kepada Wang dan tidak menyebutkan tuduhan diskriminasi terhadap orang Afrika di kota.
Pejabat urusan luar negeri Liu Baochun mengatakan pada konferensi pers secara terpisah pada hari Minggu bahwa Guangzhou memberlakukan tindakan anti-virus pada siapa pun yang memasuki kota dari melintasi perbatasan nasional, tanpa memandang kebangsaan, ras atau jenis kelamin.
Kedutaan besar China di Zimbabwe pada hari Sabtu menolak tuduhan bahwa orang Afrika sengaja dijadikan sasaran.
"Berbahaya jika sensasionalkan insiden yang terisolasi," katanya dalam pernyataan di tweet. "Tiongkok memperlakukan semua individu di negara ini, baik orang Cina maupun orang asing, secara setara." [ham]