telusur.co.id -Pegiat sepak bola nasional Haris Pardede atau yang akrab disapa Bung Harpa angkat bicara mengenai dua nama calon pelatih baru timnas Indonesia yang saat ini kencang beredar.
Pada sebuah konferensi pers beberapa hari lalu, Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Endri Irawan sedikit memberikan bocoran perihal dua nama yang menjadi kandidat kuat pengganti Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala skuad Garuda.
Endri menyebut dua nama yang sudah digodok tidak jauh dari apa yang beredar di publik melalui media sosial dan media massa lainnya.
Dua nama yang santer beredar saat ini adalah asisten pelatih klub Inggris Liverpool, Giovanni Van Bronckhorst dan John Herdman.
Bung Harpa bersikap rasional dengan condong memilih eks pelatih timnas Kanada, John Herdman sebagai pelatih baru timnas Merah Putih.
"Ya, dari dua calon ini kan kita lihat yang lebih masuk akal John Herdman ya. Pelatih yang membawa Kanada lolos Piala Dunia," kata Bung Harpa kepada awak media di sela-sela acara JMTV Award, di JS Luwansa Hotel, Jakarta, Kamis (19/12)
Ia menyebut Herdman lebih memiliki kelebihan karena berstatus bebas kontrak dari tim manapun. Selain itu, faktor bujet yang murah bisa jadi alasan PSSI memilih Herdman dibanding Van Bronckhorst.
"Dari segi budget juga kelihatan lebih masuk akal. Terus dari segi availability juga yang bersangkutan sedang available," katanya.
"Giovanni, saya sempat ngobrol juga dengan salah seorang keluarga dekatnya. Ya, statusnya seperti yang kita ketahui masih dalam asisten pelatih Liverpool. Jadi ya, dan secara rate juga mungkin lebih tinggi," ujar Bung Harpa menambahkan.
Pria yang juga seorang jurnalis senior ini mendukung proses yang dilakukan PSSI dalam menentukan nakhoda baru bagi Jay Idzes dan kawan-kawan.
Ia mengetahui saat ini prosedur yang diterapkan PSSI sudah sejalan dengan formula yang dirinya harapkan dari sebuah federasi dalam menentukan kandidat pelatih tim nasional.
"Pokoknya kita, apapun keputusan mereka, larena prosesnya juga setahu saya juga melalui proses yang cukup prosedural, sama seperti dulu ketika memilih Shin Tae-yong dibandingkan Luis Milla. Dikasih tahu speknya ke Dirtek (Direktur Teknik). Dirtek mengerucutkan, interview. Lalu dua, nanti Exco akan memilih," ungkap Bung Harpa.
Lanjut Bung Harpa, harapannya ke depan keputusan federasi tidak lagi menjadi ajang One Man Show seperti sebelumnya.
"Kita berharap prosedur ini tetap dilaksanakan. Bukan one man show. Dan walaupun nanti tetap orang akan membandingkan dengan yang sebelumnya. Pasti. Tapi once mereka deliver, seperti dulu kita dari Luis Milla ke STY. Saya pikir kita pasti akan menghargai," tutupnya.



