telusur.co.id - Badan Nasional Penanggulanan Terorisme (BNPT) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) melakukan pertemuan membahas isu terkait terorisme.
Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, BNPT dan MUI sebenarnya sedang melalukan kerja sama dari sisi yang berbeda, tapi ada irisan kerja sama yang harus hadir bersama. Kedua belah pihak mendiskusikan beberapa istilah-istilah untuk penyamakan persepsi antara BNPT dan para ulama.
"Tentunya kita tidak ingin langkah-langkah yang kontraproduktif. Tapi tentu dengan kesamaan komitmen itu, bagaimana kita memilihkan langkah yang terbaik ke depan," ujar Boy usai pertemuan di Kantor Pusat MUI, Menteng, Jakarta, Kamis (3/2/22).
Boy menjelaskan, tujuan penyamaan persepsi ini supaya kejahatan teroris tidak menyasar kalangan anak muda. Karena, yang harus diselamatkan ke depan adalah anak muda.
Dikatakan Boy, keterpaparan paham terorisme banyak terjadi terhadap mereka yang berstatus pelajar, yang sedang mengikuti pendidikan di berbagai tempat. Bahkan ada yang juga berstatus aparatur negara.
"Ini juga menjadi catatan yang datanya ada di kami. Karena kami punya forum kerja sama sendiri dengan 11 kementerian untuk mencermati di lingkungan pemerintahan yang terpapar," ucap Boy.
Ketua MUI Bidang Organisasi Noor Achmad mengatakan bahwa ke depan MUI dan BNPT akan merumuskan bersama kaidan dan kriteria dari terorisme dan ekstrimisme. "Seperti penggunaam diksi, pesantren, ma'had, dan lain sebagainya. Agar tidak melukai salah satu kelompok. Itu usulan para kiai dan profesor," kata Noor.[Fhr]